Politik Italia juga penuh drama seperti di Indonesia.
JUDUL di atas terinspirasi dari pernyataan jurnalis Italia, Leo Longanesi, lebih dari setengah abad yang lalu, “Revolusi tidak akan pernah terjadi di Italia, karena kita semua saling mengenal.”
Pernyataan satire Leo tersebut sangat kompatibel dengan kondisi mutakhir di Indonesia. Penyakit politik di Italia setali tiga uang dengan kondisi politik di Indonesia kiwari.
Perpisahan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dengan pasangan tanpa ikatan pernikahan selama sepuluh tahun, tidak semata urusan cinta dan ranjang. Tetapi berkelindan juga dengan urusan politik domestik.
“Hubungan saya dengan Andrea Giambruno, yang berlangsung hampir 10 tahun, berakhir di sini,” tulis Meloni dalam akun X, Oktober lalu.
Ekosistem dan juga karakter politikus di Italia mirip dengan di Indonesia. Dari mulai politik dinasti, intrik, kepentingan kelompok media, oligarki, suap, niretika serta moral dan korupsi menjadi isu sehari-hari.
Seperti ditulis jurnalis Italia Mattia Ferraresi dalam kolomnya di The New York Times, 1 November 2023 perpisahan Maloni dengan presenter televisi itu justru sarat dengan masalah politik. Urusan politik sampai menembus kamar pribadi dan menggoyang-goyang ranjangnya hingga reyot dan ambruk. Politik penuh drama dan toxic!
Disebutkan, Giambruno dan Meloni bertemu hampir satu dekade lalu di studio televisi. Meloni adalah pemimpin ambisius dari sebuah partai kecil sayap kanan. Diwawancarai seorang presenter televisi muda dan tengah mencapai popularitasnya. Keduanya saat itu dianggap sebagai pasangan yang ideal. Sejak awal mereka terbuka soal perbedaan politik dan pandangan termasuk soal isu legalisasi ganja, pernikahan termasuk pernikahan sesama jenis. Keputusannya tidak menikah kendati sudah punya seorang putri, salah satu kompromi dalam perbedaan pandangan politik.
Belakangan perbedaan politik itu semakin mengeras dan mencapai puncaknya ketika partai oposisi terus mengkritiknya. Salah satunya partai yang dikendalikan keluarga Silvio Berlusconi yang juga penguasa jaringan media terbesar di Italia, Mediaset, yang juga tempat bekerja suami Meloni.
Jaringan Mediaset terus menggempur dan mengkritik kebijakan Meloni. Sang suami pun menjadi kikuk dan sepertinya ‘diperalat’ oleh keluarga Silvio Berlusconi.
Kebiasaan buruk Giambruno yang suka menggoda perempuan di tempat kerja dan sejumlah ucapan tak senonoh tentang perilaku seks seperti ajakan “threesome” dan “foursome” bocor (sengaja dibocorkan) keluarga Silvio Berlusconi ke publik. Inilah yang membuat Meloni marah besar sampai harus memutuskan hubungan dengan kekasihnya.
Penuh Drama dan Sinetron
Presiden Jokowi pun mengatakan politik Indonesia menjelang Pilpres 2024 penuh dengan drama. “Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya. Terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat,” kata Jokowi dalam sambutan HUT ke-59 Partai Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023).
“Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide-ide bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita,” sambung Jokowi.
Ya, drama itu pasti ada sutradara, produser, penulis skenario dan aktor.
Kita tidak tahu apa yang dimaksud dan disasar Jokowi. Kalau melihat ekosistem politik Italia yang mirip di Indonesia sepertinya drama yang paling mangkus dan sangkil adalah yang dilakukan pemerintah. Sumber daya mereka kuasai. Mereka punya perangkat yang lengkap dari mulai produser, sutradara, penulis naskah hingga aktor. Termasuk media yang mempromosikan dan menayangkannya.
Karena itu seperti halnya di Italia, kita juga jangan berharap akan terjadi perubahan politik besar atau revolusi di Indonesia. Tidak hanya para politisi saling kenal tetapi juga tahu borok dan aib masing-masing dari mulai korupsi minyak goreng sampai soal pergundikan.
Seperti halnya di Italia, revolusi tak mungkin terjadi karena semua dari elite negeri ini punya komorbit dan sama-sama pentolan jamaah korupsi sampai ke kampus yang seharusnya kritis.
Profesor pun turun derajat jadi komprador kemudian kompresor dan akhirnya terbukti jadi koruptor.
Jadi, lupakanlah revolusi. Mari kita tonton drama opera sabun yang populer dan rating-nya tinggi “Dynasty”.