Salah seorang psikoterapi berpendapat jika ini bukan hanya jantung, namun kasus diri yang kosong karena kaum muda kebanyakan kehilangan jati dirinya sendiri. Perasaan seperti itu berkembang pesat terutama sejak awal pandemi.
Penyakit jantung kosong lebih kepada kecemasan kronis yang sering kali serta sering depresi dan memiliki ide bunuh.
Di Cina hari ini, meski berhasil menaiki tangga kesuksesan, mereka tetap merasa dikucilkan dan ditinggalkan. Mungkin, ini yang menjadi pemicu di negara tirai bambu tersebut cenderung lebih sedikit orang yang ingin memiliki keinginan tidak terbatas.
Banyak orang mengira setelah kaya, kehidupan menjadi lebih mudah. Kenyataannya, mereka harus tetap bekerja keras untuk mempertahankan itu semua. Tak jarang diantara mereka kehilangan orang terdekat karena tidak memiliki cukup waktu untuk sekadar bertemu.
Well, kembali lagi, keputusan ada di tangan masing-masih. Selagi bisa mengelola semuanya dengan seimbang, maka bukan tidak mungkin, kekayaan dan kebahagiaan bisa berjalan beriringan. [rif]