BARISAN.CO – Selain diyakini sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadan makin semarak dengan beragam sajian kuliner yang khas. Mulai dari aneka takjil seperti kolak pisang hingga sop buah dan aneka hidangan seperti kicak dan mie glosor, kita bisa temukan semua itu dengan mudah selama bulan suci ini.
Uniknya, ternyata tidak hanya Indonesia yang memiliki sajian kuliner khas Ramadhan, umat Muslim dari berbagai negara juga memiliki kuliner khasnya masing-masing.
Beragamnya sajian kuliner yang muncul di bulan Ramadan adalah hal positif lantaran membantu perekonomian masyarakat, khususnya yang bergerak di bidang kuliner.
Ketika Ramadhan Tiba, Biasanya Lebih Banyak Makanan Disajikan
Sayangnya, banyak dari umat Muslim yang justru tidak fokus dengan ibadahnya malah disibukkan dengan persoalan makanan. Fatalnya lagi, tak sedikit dari mereka yang membuang makanan karena saking banyaknya melahap makanan hingga kekenyangan.
Boleh jadi, banyak dari kita yang justru lebih banyak menghidangkan makanan ketika berbuka puasa ketimbang saat makan di hari-hari biasanya. Setidaknya, hal itu terlihat dari adanya berbagai jenis takjil, lalu ada makanan berat, makanan penutup, dan suplemen yang dikonsumsi selama bulan Ramadan untuk menjaga tubuh tetap bugar.
Tidak hanya makanan di rumah, makanan yang dipesan orang-orang di restoran atau warung makan selama bulan Ramadan pun menunjukkan hal yang sama. Ada berbagai macam makanan dan minuman tersaji di atas meja. Dan akhirnya, makanan-makanan itu menjadi mubazir karena tidak habis dimakan.
Berlebihan itu Bukan Hal Baik
Kelirunya, banyak orang yang menghamburkan makanan saat berbuka puasa dengan dalih ‘self reward‘. Padahal, arti self reward sendiri tidaklah sesempit itu.
Tapi, bukan berarti menyajikan takjil hingga makanan berat dan makanan penutup itu tidak boleh. Semua itu tidak masalah asalkan dihabiskan. Al-Qur’an pun mengajarkan dalam surat Al-A’raf ayat 31, sejatinya umat Islam diperintahkan untuk tidak berlebihan ketika makan dan minum karena Allah Ta’ala tidak menyukai kelebihan (israf).
Menelaah kembali hikmah puasa, tujuan puasa sendiri adalah untuk mengendalikan hawa nafsu kita. Maka apa artinya, ketika kita mampu menahan lapar dan haus ketika puasa tapi justru tidak dapat menahan diri terhadap makanan saat berbuka.
Tak heran, ketika bulan Ramadan yang mestinya berat badan turun malah jadi naik lantaran makan banyak saat berbuka. Apalagi, perut yang kenyang juga menyebabkan kantuk sehingga tidak fokus saat tarawih atau bisa-bisa malah jadi ketiduran.
Di sisi lain, menyitat laporan Barilla Center Food And Nutritions, Indonesia menempati peringkat kedelapan dari negara G-20 sebagai negara produsen sampah makanan terbesar pada 2021. Total sisa sampah makanan Indonesia sebesar 121 kg/orang per tahun. Sampah itu banyak disumbang dari sampah rumah tangga sebesar 77 kg/orang per tahun.
Cukup mengejutkan memang, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak tapi sampah makanan Indonesia malah ada banyak. Maka itu, sayang puasanya kalau masih menghambur-hamburkan makanan saat berbuka.