BARISAN.CO – Lagu Syubbanul Wathon atau yang lebih dikenal Yaa Lal Wathon belakangan ini sering bergema dalam acara-acara yang melibatkan bakal capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sebelumnya, lagu ini biasa dibawakan dalam acara-acara Nahdlatul Ulama (NU). Pesan dari lagu ini sangatlah menggugah nasionalisme bangsa Indonesia, tidak hanya pada saat itu, tetapi juga hingga saat ini.
“Yaa Lal Wathan” menanamkan rasa cinta tanah air sehingga mampu menyebarkan energi positif pada seluruh masyarakat Indonesia khususnya pemuda bangsa Indonesia.
Dalam konteks saat itu, lagu Yaa Lal Wathan mampu menggerakkan semangat masyarakat Indonesia agar dapat bersatu merdeka dari segala macam bentuk penjajahan.
Sejarah Lagu Yaa Lal Wathan
Yaa Lal Wathan merupakan hasil karya KH Abdul Wahab Chasbullah yang merupakan pendiri NU. Lagu itu diciptakan pada 1916. KH Wahab Chasbullah saat itu mendirikan Perguruan Nahdlatul Wathan dengan bantuan beberapa kiai lainnya, ia sendiri saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Guru (Ulama).
Sejak itu, Nahdlatul Wathan menjadi pusat pendidikan pemuda. Mereka dididik menjadi pemuda-pemudi terampil yang cinta tanah air. Sejak itu, Nahdlatul Wathan menjadi pusat pendidikan pemuda.
Contohnya, saat memulai pembelajaran, para siswa terlebih dahulu harus menyanyikan lagu perjuangan yang tertulis dalam bahasa Arab oleh Mbah Wahab sendiri.
Benih-benih cinta akan tanah air ini pada akhirnya dapat menjadi energi positif bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Sehingga perjuangan tidak berakhir pada tataran wacana, melainkan gerakan masyarakat yang cinta terhadap tanah air, dengan tujuan untuk membebaskan diri dari segala penjajahan.
Lagu itu sendiri pada mulanya adalah puisi. Sebagaimana dikutip dari Smktiannajiyah.sch.id, puisi itu menjadi lebih pendek pada 1934 jadi 8 baris. Awalnya, lagu itu 12 baris. Proses perubahan puisi jadi lagu itu tidak lepas dari ulama NU KH Maimoen Zubair.
Kepopuleran lagu itu kemudian banyak dinyanyikan oleh santri NU. Itu membuat Khofifah Indar Parawansa mengusulkan lagu itu jadi lagu perjuangan nasional.
Saat ini, lagu Ya Lal Wathan sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) dan tercatat sebagai salah satu kekayaan intelektual bangsa.
Hak ciptanya atas nama Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid. Menurut Gus Yahya (Ketua Umum PBNU), Nyai Machfudhoh sendiri merupakan putri dari KH Abdul Wahab Hasbullah.
Lirik dan Terjemahan Lagu Ya Lal Wathon
Berikut lirik berserta terjemahan lengkapnya.
يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن يَا لَلْوَطَن
Yaa Lal Wathon Yaa lal Wathon Yaa lal Wathon
Pusaka hati wahai tanah airku
حُبُّ الْوَطَن مِنَ الْإِيْمَان
Hubbul Wathon Minal Iman
Cintamu dalam imanku
وَلَا تَكُنْ مِنَ الْحِرْمَان
Wa Laa Takumminal Khirmaan
Jangan halangkan nasibmu
اِنْهَضُوْا أَهْلَ الْوَطَن
Inhadluu Ahlal Wathon
Bangkitlah, hai bangsaku!
إِنْدُونَيْسيَا بِيْلَادِيْ
Indunesiya Biilaadii
Indonesia negriku
أَنْتَ عُنْوَانُ الْفَخَامَا
Anta ‘Unwaanul Fakhoomaa
Engkau Panji Martabatku
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْمَا
Kullu Mayya’tiika Yaumaa
S’yapa datang mengancammu
طَامِحًا يَلْقَ حِمَامَ
Thomikhayyalqo Khimaama
‘Kan binasa dibawah dulimu!