“Saya melihat masa depan calcio Italia sangat suram,” ketus Silvio Berlusconi, dikutip dari IFT.
BARISAN.CO – Siapa sangka prediksi kontroversial Berlusconi pada 2007 silam telah menjadi kenyataan yang sulit dipungkiri. Saat itu, mantan bos AC Milan tersebut memprediksi Serie A bakal menjadi “supermarket” bagi klub-klub Premier League.
Padahal, pada tahun-tahun itu, Serie A sedang jaya-jayanya, sehingga prediksi orang paling berpengaruh di AC Milan bak peting menyambar di siang bolong. Namun, kini fakta-fakta membuktikan bahwa Serie A memang tengah terpuruk sementara Premier League semakin melambung.
“Saya menyaksikan Seri A makin lama makin buruk, kami yang sekarang memimpin dalam 15 tahun ke depan hanya akan menjadi supermarket,” terang Berlusconi. “Premier League akan menjadi liga nomor wahid dengan semuanya di belakangnya,” tambahnya.
Ia menyoroti kekurangan dana yang dialami oleh klub-klub Italia dan memprediksi gelontoran dana besar dari negara kaya Arab akan masuk ke dunia sepak bola, menjadikan Serie A semakin kehilangan daya tarik.
Eterno, seorang jurnalis senior Eurosport Italia, juga merasakan kegelisahan yang sama dengan Berlusconi. Ia menilai Serie A sudah bukan lagi destinasi utama bagi pemain sepak bola. Menurutnya, Premier League kini menjadi incaran para pemain, dan men-downgrade Serie A menjadi “supermarket” bagi klub-klub Premier League.
“Sekalipun apabila Anda bermain untuk AC Milan, Inter Milan atau Juventus, Seria A sudah bukan lagi incaran karena Liga Super sudah ada, dan itu disebut Premier League,” sebut Eterno.
Transfer Premier League
Bukti kebenaran prediksi tersebut tak terbantahkan dengan sejumlah transfer besar dari Serie A ke Premier League. Transfer Sandro Tonali dan Guglielmo Vicario menjadi contoh terbaru.
Tonali diambil oleh Newcastle United dari AC Milan dengan biaya fantastis yang melebihi 70 juta pounds. Sementara itu, Tottenham Hotspur mendapatkan Vicario dari Empoli dengan harga 19 juta pounds.
Kedua pemain itu hanya sebagian kecil dari daftar panjang pemain Serie A yang pindah ke Premier League. Dejan Kulusevski dan Hamed Traore, yang sebelumnya dipinjamkan oleh Juventus dan Sassuolo, kini resmi permanen di Tottenham dan Bournemouth.
Bursa transfer musim panas tahun lalu juga menjadi saksi banyaknya pemain Serie A yang merapat ke klub-klub Premier League. Ivan Perisic, Destiny Udogie, dan Cristian Romero memilih Tottenham Hotspur sebagai tujuan mereka.
Chelsea juga ikut serta dengan merekrut Kalidou Koulibaly dari Napoli, Denis Zakaria dari Juventus, dan pemain muda berbakat Cesare Casadei dari Inter Milan.
Bahkan klub promosi, Brentford, juga terlibat dengan memboyong Aaron Hickey dari Bologna dan Mikkel Damsgaard dari Sampdoria. Nottingham Forest juga tak mau ketinggalan dengan merekrut Remo Freuler dari Atalanta.
Momen ini menunjukkan pergeseran tren dunia sepak bola. Dimana Serie A yang dulu menjadi pembeli pemain dan Premier League yang hanya membeli pemain yang gagal di Italia, kini berbalik total. Klub-klub Premier League dengan mudah merekrut pemain-pemain bintang dari Serie A, baik dari klub-klub besar maupun klub-klub kecil.
Pemain Gagal Bersinar
Masih teringat di memori publik, beberapa legenda Premier League yang gagal bersinar di Serie A justru menjadi bintang besar ketika hijrah ke Premier League. Misal ada Thierry Henry dan Patrick Vieira sebagai contoh yang menonjol, dimana mereka berhasil menemukan puncak karier mereka di Arsenal setelah merasakan kegagalan di Juventus.
Lalu ada juga Dennis Bergkamp yang mengalami masa sulit di Inter Milan sebelum menjadi ikon di Arsenal. Bahkan, Gianfranco Zola, Gianluca Vialli, dan Ruud Gullit mencari kebahagiaan di Chelsea saat usia mereka tak lagi muda.
Terbukti, Serie A tengah terpuruk dan Premier League semakin menguasai panggung sepak bola. Prediksi kontroversial mendiang Berlusconi 16 tahun silam kini terbukti menjadi kenyataan yang sulit untuk dipungkiri.
Serie A yang menjadi “supermarket” bagi klub-klub Premier League merupakan fakta tak terbantahkan.