BARISAN.CO – Indonesia kaya akan karya kesenian, salah satunya tari yang merupakan seni pertunjukan yang menggabungkan gerakan tubuh, ekspresi, dan ritme dengan tujuan menyampaikan pesan atau mengungkapkan emosi. Begitu juga dengan tari Thengul Bojonegoro yang kini mulai dipertunjukan kembali sebagai salah satu tarian khas daerah.
Saya menyaksikan tarian Thengul khas Bojonegoro yang ditampilkan Teater Awu saat gelaran Road Show Puisi Menolak Korupsi. Lantas bagaimana asal-usul tari Thengul Bojonegoro tersebut?.
Perlu diketahui bahwasanya setiap budaya memiliki ragam tari yang unik, mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakatnya. Kearifan lokal menjadi bagian integral dari tarian, mencakup pengetahuan tentang tradisi, filosofi hidup, dan keterampilan yang diperoleh dari generasi ke generasi.
Dalam konteks ini, dilestarikan tidak hanya berarti mempertahankan gerakan tari, tetapi juga melestarikan makna-makna budaya yang terkandung di dalamnya. Baik dalam seni pertunjukan maupun sebagaian tarian untuk menyambut kedatangan para tamu.
Adapun asal-usul tari Thengul tidak dapat lepas dari seni wayang khas Bojonegoro yakni Wayang Thenul. Wayang khas Bojonegoro tersebut dielaborasi menjadi konsep tarian sehingga terciptalah tari Thengul.
Tari Thengul menjadi salah satu icon kebudayaan dan kesenian yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kota minyak yang berbatasan dengan Kabupaten Tubah dan Provinsi Jawa Tengah yakni Kabupaten Blora. Sedangkan sebelah utara dibatasi dengan Kabupaten Ngajuk dan Sebelah selatan Kabupaten Madium.
Tentu kondisi geografi dan bonus demografi mempengaruhi cara berkesenian di kabupaten Bojonegoro. Kabupaten yang membatasi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini tentunya ada pecampuran dua provinsi besar di Jawa tersebut.
Beragam corak kesenian tumbuh beragam di Kabupaten Bojonegoro, baik seni wayang, sastra maupun tari. Sementara, tari Thengul yang merupakan elaborasi dari Wayang Thenul ini diciptakan oleh Joko Santoso, Adit dan Suparmi pada tahun 1992.
Perkembangannya tari ini menjadi kearfian lokan dan ciri khas Bojonegoro yang dipentaskan pada acara pertunjukan kesenian, sedekah bumi, ruwatan maupun kegiatan di pemerintahan kabupaten Bojonegoro.
Kearifan lokal tarian Thengul yang terwujud dalam tari mencerminkan hubungan erat antara manusia dan lingkungannya. Tarian seringkali menggambarkan siklus alam, kehidupan sehari-hari, atau mitos-mitos yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Oleh karena itu pelestarian tari dan kearifan lokal bukan hanya bentuk penghormatan terhadap warisan nenek moyang. Akan tetapi juga sebuah investasi dalam identitas budaya yang memperkaya keberagaman manusia.***