BARISAN.CO – Dalam era transaksi modern, kartu kredit telah menjadi mitra setia yang mempermudah semua urusan finansial. Meski begitu, kemudahan itu terkadang membawa pada pilihan yang kurang menguntungkan, seperti tarik tunai melalui mesin ATM menggunakan kartu kredit. Meskipun terdengar praktis, tindakan ini justru lebih merugikan daripada bermanfaat.
Kartu kredit adalah alat keuangan yang sangat bermanfaat jika penggunaannya bijak. Namun, seringkali pemegang kartu kredit terjebak dalam godaan untuk melakukan penarikan tunai di ATM.
Meskipun tarik tunai bisa menjadi solusi dalam situasi darurat, sebaiknya menghindari kebiasaan ini untuk mengoptimalkan penggunaan kartu kredit secara efisien. Karena tarik tunai dengan kartu kredit ada pengenaan biaya tarik tunai dan bunga tarik tunai.
Biaya tarik tunai, pada biaya tarik tunai oleh lembaga keuangan (seperti bank) akan mengenakan biaya tarik tunai kartu kredit sebesar 4% atau biasanya Rp 50.000,-, tergantung pada jumlah yang lebih besar, saat seseorang melakukan penarikan uang tunai melalui kartu kredit atau ATM.
Bunga tarik tunai Jumlah bunga tarik tunai akan terakumulasi setiap bulan selama saldo yang tersedia masih ada. Bank Indonesia telah menetapkan batas maksimum bunga tarik tunai sebesar 1,75% per bulan atau setara dengan 21% per tahun. Tentu biaya bunga tersebut bukanlah kecil.
Berikut Telaah Beberapa Alasan Mengapa Sebaiknya Menghindari Melakukan Tarik Tunai Kartu Kredit di Mesin ATM:
1. Bunga Tinggi dan Beban Finansial Tambahan:
Salah satu alasan mendasar opsi tarik tunai ATM dengan kartu kredit perlu mewaspadai dari tingginya bunga serta biaya tambahan yang muncul. Umumnya, suku bunga untuk tarik tunai lebih tinggi daripada transaksi pembelian standar. Selain itu, bank sering kali menarik biaya langsung untuk setiap transaksi tarik tunai, baik dalam bentuk persentase dari jumlah penarikan maupun jumlah tetap. Biaya ini dapat dengan cepat membengkak dan memberi tekanan finansial lebih.
2. Tidak Ada Waktu Penangguhan Bunga:
Ketika menggunakan kartu kredit untuk berbelanja, biasanya terdapat periode penangguhan bunga di mana dapat membayar tagihan tanpa dikenakan bunga asalkan melunasi seluruh saldo yang ada. Sayangnya, manfaat ini tidak berlaku untuk tarik tunai. Bunga akan dikenakan sejak detik pertama melakukan penarikan, bahkan jika berhasil melunasi tagihan dengan cepat.
3. Potensi Merusak Skor Kredit:
Tindakan menggunakan kartu kredit untuk tarik tunai juga berisiko merusak skor kredit. Biro kredit memantau rasio antara total utang dengan total kredit yang tersedia, yang disebut sebagai rasio kredit. Frekuensi tinggi tarik tunai dapat membuat rasio ini tidak seimbang dan memberi sinyal kepada pemberi pinjaman bahwa mengalami kesulitan finansial. Akibatnya, hal ini bisa berdampak negatif pada kemampuan mendapatkan pinjaman atau fasilitas kredit di masa depan.
4. Tidak Ada Imbalan atau Cashback:
Saat menggunakan kartu kredit untuk berbelanja, umumnya mendapatkan imbalan seperti poin reward atau cashback. Sayangnya, manfaat semacam ini biasanya tidak berlaku ketika melakukan tarik tunai. Dengan memilih tarik tunai, secara efektif melewatkan kesempatan mendapatkan manfaat finansial ini.
5. Pilihan Lain yang Lebih Bijaksana Tersedia:
Ketika membutuhkan uang tunai, sebaiknya pertimbangkan alternatif yang lebih masuk akal daripada menggunakan kartu kredit. Misalnya, bisa menggunakan kartu debit atau membuka rekening tabungan khusus sebagai dana darurat. Dengan begitu, dapat menghindari beban bunga dan biaya tinggi dari tarik tunai kartu kredit.
Secara keseluruhan, tarik tunai ATM dengan kartu kredit ternyata memiliki dampak finansial yang lebih merugikan daripada menguntungkan. Tingginya suku bunga, biaya tambahan, hilangnya waktu penangguhan bunga, risiko terhadap skor kredit, dan tidak adanya insentif finansial hanyalah beberapa alasan mengapa sebaiknya menghindari menggunakan kartu kredit untuk tarik tunai.
Penting memahami implikasi finansial sebelum mengambil langkah tersebut serta mencari alternatif yang lebih cerdas dan sesuai dengan kebutuhan.