Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Ubin yang Menangis

Redaksi
×

Ubin yang Menangis

Sebarkan artikel ini

Ubin-ubin berstiker juga saya mintakan pengertian susahnya jika harus memindah-mindah stiker. Terima kasih kepada ubin-ubin berstiker yang telah mau menerima keadaan dan bersabar atas kondisi ini. Syaratnya, tidak ada lagi perundungan dari ubin tanpa stiker. Sebagai apresiasi, saya berjanji akan menunaikan shalat rawatib di atas ubin berstiker.

Saat ini memang bukan kondisi ideal. Untunglah kami dipersatukan oleh perasaan yang sama. Kesedihan jika harus kembali menutup masjid untuk shalat berjamaah. Ubin-ubin itu juga merasakan kesedihan ketika masjid sepi dari jamaah.

Tak lupa kepada ubin-ubin itu saya bagi keyakinan jika setelah pendemi berlalu, jamaah akan lebih banyak lagi yang shalat di masjid. Virus yang tak bisa kami lihat ini telah mengajarkan betapa lemahnya manusia. Hanya perlindungan dari yang Maha Perkasa yang membuat kami bisa bertahan. Insyaallah akan menjadikan kami lebih mendekat kepada Allah Swt. Salah satunya, ya dengan datang memenuhi panggilan-Nya ketika adzan berkumandang di masjid. Semoga harapan yang diaminkan ubin-ubin ini terkabul.

Oh ya, ada salam dari ubin-ubin di masjid. Percayalah. Mereka akan sangat berterima kasih tatkala kening kita menciumnya dalam ketundukan penghambaan pada yang Maha Kuasa.

Depok, 10 Muharram 1442