“Mereka percaya bahwa manfaatnya lebih besar daripada yang lainnya,” kata Direktur teknis The IFAB, David Elleray kepada The Times.
BARISAN.CO – Hadir sebagai sebuah terobosan. VAR keberadaannya memicu pro dan kontra. Mengesampingkan perdebatan itu, sekilas sudah banyak penggemar sepak bola yang mengetahui apa itu VAR.
Melansir The International Football Association Board (IFAB), VAR merupakan singkatan Video Assistant Referee, yakni sebuah sistem teknologi untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan supaya lebih akurat selama pertandingan sepak bola. Ini adalah evolusi dari upaya untuk meminimalisir kesalahan wasit dan memastikan keadilan dalam permainan.
Popularitas VAR mulai naik daun saat Piala Dunia 2018 di Rusia dan IFAB juga menetapkan impelementasi VAR tersebut pada tahun itu. Temuan inovasi teknologi itu terbukti membantu dalam dunia sepak bola.
Namun ternyata itu bukanlah momen pertama kali menggunakan VAR. Dalam uji coba, VAR sudah digunakan lebih dulu oleh FIFA pada Piala Dunia U-20 di Korea Selatan dan Piala Konfederasi di Rusia pada 2016.
Implementasi VAR
Pengimplementasian VAR kemudian menjalar ke berbagai kompetisi sepak bola di seluruh dunia, termasuk liga-liga top Eropa seperti Premier League, La Liga, Serie A, dan Bundesliga. Menyadur The Times, Direktur teknis The IFAB, David Elleray mengatakan, “sebelum pandemi, sudah lebih dari 100 negara dan kompetisi menggunakannya atau berencana mengimplementasikannya”.
“Mereka percaya bahwa manfaatnya lebih besar daripada yang lainnya,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia mensinyalir kemungkinan chaos apabila tidak segera menerapkan VAR untuk ke depan.
Kembali ke soal pro dan kontra VAR. Nyatanya, VAR telah menyulut pentingnya keterlibatan teknologi dalam permainan sepak bola sebagai komplementer.
Kolaborasi Wasit dan VAR
Dengan adanya VAR, ada tugas baru bagi seorang wasit yang berposisi sebagai wasit VAR. Yakni, ia memantau jalannya pertandingan langsung dari VAR untuk membantu kerja wasit lapangan sebagai pengadil pertandingan.
Dan, dalam peraturan IFAB, pengambil keputusan tetap berada di tangan wasit lapangan. Sementara, peran wasit VAR akan memeriksa momen-momen krusial selama pertandingan, seperti menganulir gol , penalti, atau pemberian kartu merah.
Komunikasi antara wasit lapangan dan wasit VAR terjadi melalui sistem komunikasi suara dan video. Ketika ada momen yang memerlukan peninjauan VAR, wasit lapangan dapat meminta bantuan dari wasit VAR.
Wasit VAR kemudian melakukan peninjauan ulang adegan melalui berbagai kamera, termasuk kamera lambat dan sudut pandang yang berbeda, untuk membantu dalam mengambil keputusan yang tepat.
Hasil peninjauan VAR dapat mengarah pada beberapa tindakan, seperti mengonfirmasi gol, membatalkan gol, memberikan atau mencabut penalti, atau mengeluarkan atau mencabut kartu merah. Semua ini bertujuan untuk memastikan keadilan dalam permainan dan mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi oleh wasit lapangan.
Tantangan VAR
Kemajuan teknologi di satu sisi memudahkan sedang di sisi lain akan menghadapi tantangan. Setidaknya, ada 3 tantangan yang mengemuka dari implementasi VAR saat ini, yaitu:
- Waktu Pengambilan Keputusan
Salah satu tantangan terbesar adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan peninjauan VAR. Terkadang, peninjauan berkepanjangan dapat mengganggu aliran pertandingan dan membuat frustrasi para pemain dan penggemar.
- Subjektivitas
Meskipun VAR didesain untuk mengurangi kesalahan subjektif, ada kemungkinan interpretasi yang berbeda dari adegan yang sama. Ini bisa memicu kontroversi dan perdebatan.
- Komunikasi Publik
Cara komunikasi hasil peninjauan VAR kepada penonton di stadion dan melalui siaran televisi juga menjadi tantangan, karena penting untuk menjelaskan pengambilan keputusan agar semua pihak memahaminya.
Alhasil, penggunaan VAR dalam sepak bola modern telah membawa perubahan signifikan dalam bagaimana mengambil keputusan di lapangan, dan sistem ini terus berkembang untuk meningkatkan akurasi dan keadilan dalam olahraga tersebut. [Yat]