Khazanah

Dari Sekian Banyak Firaun, Mana yang Sezaman dan Ditenggelamkan Nabi Musa?

Avatar
×

Dari Sekian Banyak Firaun, Mana yang Sezaman dan Ditenggelamkan Nabi Musa?

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Salah satu posisi yang paling terkenal di dunia kuno sejak 3100 Sebelum Masehi adalah Firaun. Firaun sendiri merupakan sebutan setiap penguasa Mesir pada waktu itu. Hal ini sebagaimana sebutan Kisra untuk setiap Penguasa Persia, Kaisar untuk setiap Penguasa Romawi, Najasyi untuk setiap penguasa Habasyah.

Terdapat 170 Firaun yang memimpin sepanjang peradaban Mesir kuno selama 3400 tahun. Tiga milenium berlalu, peradaban ini berakhir, demikian juga dengan posisi Firaun.

Firaun pertama menurut para ahli sejarah adalah Menes, dia yang menyatukan dua kekuatan di Mesir, utara dan selatan lalu menjadi raja pertama dari Dinasti Pertama pada periode Dinasti Awal Mesir (3.100-2.686 SM).

Kemudian, saat merujuk kisah Firaun dan Nabi Musa, timbul pertanyaan mengenai sebenarnya firaun mana yang dimaksud dalam Alquran atau firaun yang ditenggelamkan pada saat mengejar Nabi Musa ‘Alaihi Salaam?

Dalam beberapa dalil, Firaun yang memiliki bukti terkuat sebagai firaun pada masa Nabi Musa ‘Alaihi Salaam ada dua yakni Ramses II dan Merneptah. Ramses II merupakan firaun ketiga Mesir Kuno dan Merneptah merupakan firaun setelahnya yakni keempat.

Diceritakan dalam sejarah dan Al-Quran, Firaun dalam masa Nabi Musa merupakan raja sombong dan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Karena kesombongan itulah firaun tersebut dibinasakan oleh Allah dengan cara ditenggelamkan di lautan.

Pandangan berbeda disampaikan KH Ahsin Sakho, pada sebuah kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Rabu (17/1/2024), Ia menjelaskan, memang para ulama saling berbeda pendapat. Akan tetapi diakuinya, ketika masa kelahiran Nabi Musa, itu adalah Firaun pertama. Sedangkan waktu ditenggelamkan, itu adalah anak Firaun pertama (Firaun kedua/Ramses ll).

Hikmah Ditenggelamkannya Firaun

Kiai Ahsin menjelaskan bahwa tenggelamnya Fir’aun adalah sebuah kisah yang perlu menjadi pelajaran kepada umat manusia generasi setelahnya. Bahwa kesombongan yang dilakukan Firaun hanya akan menghadirkan siksa yang perih.

Saking sombongnya Firaun, kata Kiai Ahsin, ia menyebut sungai-sungai di Mesir itu berada di dalam genggamannya.

Firaun juga kerap mengaku dirinya sebagai Tuhan dan menganggap bahwa tiada yang lebih tinggi melainkan dia seorang.

“Firaun itu mengklaim bahwa semua sungai-sungai yang ada di Mesir itu ada dalam kendali atau genggamannya. Bahkan dia bilang, ‘Aku adalah Tuhanmu’, dia merasa dirinya bukan manusia. Akhirnya karena kesombongannya, justru ia ditenggelamkan oleh air,” ujar Kiai Ahsin.

Hingga saat ini semua pakar masih memiliki perbedaan pendapat di antara keduanya mana yang benar-benar bertemu Nabi Musa. Tetapi satu hal yang menakjubkan adalah bahwa Nabi Muhammad SAW, melalui Alquran, telah mengungkap suatu perincian yang sama sekali tidak diungkap oleh satu kitab pun sebelumnya.

Bahkan tidak diketahui kecuali yang hidup pada masa terjadinya peristiwa tersebut, yakni pada abad ke-12 SM atau sekitar 3.200 tahun yang lalu. [rif]