Puisi

Di Kota Lama – Puisi Agus Widiey

Avatar
×

Di Kota Lama – Puisi Agus Widiey

Sebarkan artikel ini
Di Kota Lama
Di Kota Lama

Di Kota Lama

Di kota ini,
Pada abad lalu
Sejarah jadi saksi
Kebisuan yang sangsi.

Alkisah, dibangunlah benteng Vijfhoek
Sebagai pintu
Mempercepat pemberangkatan waktu
Dari masa lalu
Melewati jembatan Berok
Menuju masa depan yang belum kau tahu.

Di kota ini,
Sebuah bangunan
Menjejakkan tanda;
Langkah kaki Belanda.

Semarang-Jogja, 2023

Ketika Penyair Sedang Sakit
;Joko Pinurbo

Ia tak ingin disuntik dengan jarum biasa
Karena ia lebih percaya pada jarum kata-kata.
Obat-obatan dan bau alkohol tak pernah ia sukai
Karena ia telah terlanjur menaruh kepercayaan pada puisi
Yang diciptakannya sendiri di suatu sunyi dengan kerendahan hati.

Kemudian ia teringat pada kalimat yang belum selesai dituliskan
Dan beberapa pesan yang belum tersampaikan

“Tuhan, tolong tunggu sebentar
Jangan Kau putuskan nyawaku
Aku tak ingin kehilangan usia dengan sia-sia
Cuma karena puisi yang kutulis kurang sempurna”

Akhirnya ia membuka mata
Dan menyelesaikannya dengan bahagia
Sebagaimana ia ingin menyelesaikan usianya agar penuh makna.

Yogyakarta, 2023

Apologi Seorang Petani

Kami anak petani yang tak tahu cara bercocok tanam
Cangkul bapak yang diwariskan nyaris kami tinggalkan
Sawah dan ladang sudah lama tak dijamah hujan
Sedang daun mengering, harapan patah di ranting.

Jiwa kami makin karat
Bagai pohon yang mulai sekarat
Akarnya tak kuat memegang ajaran moyang
Padahal sejak dulu sejuk memberikan kasih sayang.

Sungguh kami asing sendiri
Sudah lama hidung tak menciumi aroma jerami
Hanya aroma asap dari pabrik yang kerap memproduksi mimpi
Dengan beberapa bingkai bangkai
Yang menempel di gedung penuh tragedi kapitalisasi.

Yogyakarta, 2023

*Agus Widiey, Lahir di Sumenep 17 Mei. Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menulis puisi dengan dwibahasa, Indonesia-Madura.

Tulisannya tersebar diberbagai surat kabar seperti, Tempo, Rakyat Sultra, Lombok Post, Banten Raya, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat dll. Pernah menjuarai lomba cipta puisi yang diselenggarakan Majelis Sastra Bandung (2021).