Kolom

Please, Pendukung Anies Jangan Jemawa!

Yayat R Cipasang
×

Please, Pendukung Anies Jangan Jemawa!

Sebarkan artikel ini
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

SEBULAN terakhir ini headline media arus utama (mainstream) memang milik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Berita positif dan berita negatif justru menjadi energi popularitas yang mumungkinkan ke depan bila terus dirawat bisa menjadi kekuatan elektabilitas.

Isu pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang terus dikapitaliasasi lewat media arus utama dan juga media sosial seperti jemaah Instagram dan YouTube hingga puncaknya Salat Idulfitri yang membentuk lautan manusia mengalahkan kegiatan Presiden Jokowi – Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta dan pertemuan Prabowo Subianto – Megawati di Jakarta.

Begitu juga dengan pemberitaan tone negatif yang terus dialamatkan kepada Anies dalam pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, bukannya malah mendegradasi popularitas, justru malah membuat gubernur tetap menjadi headline pemberitaan. Isu tentang Anies ini mirip algoritma YouTube, komentar negatif dan positif pun dihitung menjadi cuan.

Namun, bagi para pendukung dan simpatisan atau para relawan Anies, fakta itu bukan untuk menjadi amunisi kesombongan dan kejemawaan. Kerja-kerja untuk Anies, masih jauh dari target karena yang utama Anies harus mendapatkan pinangan partai yang juga kompatibel dengan ide-ide dan narasi besar yang diusung Anies. Jadi, belum saatnya untuk tinggi hati dan besar kapala.

Karena itu saya sangat terganggu dengan sebuah judul media arus utama yang mengutip seorang relawan yang tertulis kira kira begini: “Bila Pemilu Digelar Hari Ini, Anies Dipasangkan dengan Kucing Anggora pun Bakal Terpilih Jadi Presiden”.

Judul itu menyiratkan kesombongan dan keangkuhan. Saya pikir bila memang itu diungkapkan oleh seorang relawan justru akan menjadi kontraproduktif. Bahkan sebelumnya ada juga yang menyebutkan “Anies Dipasangkan dengan Sandal Jepit pun Akan Terpilihnya Jadi Presiden”.

Pendapat yang terakhir ini saya yakin mengutip dari pernyataan analis politik Fachry Ali yang saat itu menyebutkan “Jokowi Dipasangkan dengan Sandal Jepit pun Akan Terpilih Jadi Presiden”.

Selain menyiratkan personifikasi dan metafora kesombongan saat itu memang Fachry Ali dikenal sebagai pendukung Jokowi. Dan setelah Jokowi terpilih dalam Pemilu 2014, bismillah Fachry Ali pun diganjar Komisaris Utama PT Pelindo IV dan Komisaris PT Timah.

Walaupun berharap komisaris, para relawan Anies saya pikir jangan meniru cara-cara yang angkuh. Para relawan tetap menyampaikan dukungannya dengan narasi yang santun. Cara kontraproduktif malah bisa mengganggu kerja-kerja relawan lainnya yang sepi dari pemberitaan dan tidak muncul di headline media massa.

Mereka dalam sunyi bekerja menggalang kekuataan dan melatih para emak-emak cara bermedia sosial yang baik. Mereka juga tak lelah untuk mengetuk pintu hanya untuk menyapa dan membangun komunitas menerjemahkan ide-ide Anies. Mereka juga yang menulis artikel, esai bahkan buku yang menyampaikan narasi tentang Anies sehingga menjadi bagian dari desiminasi ide yang viral dan mewabah.

Pasangan Anies untuk Pilpres 2024 adalah manusia, bukan boneka, buka robot, apalagi kucing anggora, pun bukan sandal jepit. Hentikan personifikasi yang hiperbola dan berlebihan. Jangan dibiasakan juga publik ini disuguhi mimpi dan halusinasi seperti jargon ekonomi meroket padahal cukup dikatakan ekonomi tumbuh atau ekonomi membaik.