Scroll untuk baca artikel
Edukasi

10 Cara Islami Berkomunikasi dengan Anak Usia Dini: Menumbuhkan Akhlak, Empati, dan Cinta

×

10 Cara Islami Berkomunikasi dengan Anak Usia Dini: Menumbuhkan Akhlak, Empati, dan Cinta

Sebarkan artikel ini
seni berkomunikasi dengan anak usia dini
Ilustrasi

Anak belajar dari cara kita berbicara, bukan hanya dari apa yang kita ajarkan. Seni komunikasi lembut adalah jembatan menuju hati mereka yang masih suci.

BARISAN.CO – Berkomunikasi dengan anak usia dini bukanlah sekadar berbicara, melainkan seni menyentuh hati dan membangun jembatan batin.

Di usia 0–6 tahun, anak sedang mengalami masa keemasan (golden age) masa di mana seluruh aspek tumbuh kembangnya berkembang sangat pesat, baik kognitif, emosi, maupun spiritual.

Dalam periode ini, kata-kata yang diucapkan orang tua dan pendidik akan membentuk cara anak memandang dunia, memahami kasih sayang, serta mengenal dirinya sendiri.

Islam menempatkan komunikasi lembut dan mendidik sebagai bagian penting dari akhlak. Al-Qur’an banyak memberi teladan tentang bagaimana manusia diajarkan untuk berbicara dengan lembut dan penuh hikmah, bahkan kepada orang yang belum tentu setuju dengannya.

Allah SWT berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Ayat ini menunjukkan bahwa kelembutan dalam berbicara dan bersikap merupakan kunci agar seseorang diterima oleh orang lain terlebih kepada anak-anak, yang hatinya masih bening dan peka terhadap nada suara maupun ekspresi wajah.

Begitu pula Rasulullah ﷺ, dalam banyak riwayat dikenal sebagai sosok yang sangat lembut terhadap anak-anak.

Beliau menyapa, menggendong, bahkan mencium mereka sebagai bentuk kasih sayang. Nabi bersabda:

مَنْ لَا يَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَلَا يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، فَلَيْسَ مِنَّا

Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil di antara kami dan tidak menghormati orang tua kami, maka dia bukan termasuk golongan kami.” (HR. Tirmidzi)

Hadis ini menegaskan bahwa kasih sayang dan komunikasi penuh kelembutan kepada anak adalah bagian dari ajaran Islam yang sangat mendasar.

Dengan demikian, seni berkomunikasi dengan anak bukan sekadar keterampilan psikologis, tetapi juga ibadah yang bernilai spiritual.

Mengapa Komunikasi dengan Anak Usia Dini Itu Penting?

Komunikasi adalah fondasi bagi pembentukan karakter dan kepribadian anak. Melalui komunikasi, anak belajar mengenal bahasa, memahami emosi, dan meniru perilaku sosial.

Kata-kata yang lembut membentuk rasa aman, sementara kata yang kasar dapat menimbulkan luka batin yang sulit disembuhkan.

Para psikolog anak menjelaskan bahwa anak usia dini belum mampu memahami bahasa logika secara utuh. Mereka lebih peka terhadap ekspresi wajah, gerak tubuh, serta intonasi suara.