BARISAN.CO – Mimbar masjid tentu sudah tidak asing lagi bagi Anda yang terbiasa shalat di masjid. Sebuah benda yang berdiri didekat tempat sholat imam. Namanya mimbar, biasanya terbuat dari kayu, benda ini lebih sering ditemui di masjid karena tidak disemua mushola ada.
Mimbar merupakan salah satu tempat yang dipergunakan untuk berceramah (khutbah) di jaman Nabi Saw, sahabat, tabiin, hingga sekarang ini.
Asal usul mimbar berasal dari bahasa arab yang artinya mengangkat atau meninggikan sesuatu. Oleh karena itu, posisi mimbar lebih tinggi, dengan tiga tangga.
Dari Abdul Aziz bin Abi Hazim dari bapaknya bahwasanya sekelompok orang mendatangi Sahl bin Sa’ad sedang mereka berselisih pendapat tentang masalah mimbar.
Maka Abu Hazim berkata : “Adapun aku, demi Allah, sungguh aku mengetahuinya dari kayu apa mimbar tersebut dibuat dan siapa yang membuatnya. Aku telah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pada hari pertama beliau duduk di atasnya.”
Berkata Abdul Aziz, aku katakan kepadanya : “Wahai Abu Abbas, khabarkanlah kepada kami!” Dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyampaikan kepada seorang wanita.”
Berkata Abu Hazim : “Sesungguhnya beliau menyebutkan namanya pada hari itu” : “Temuilah budak kamu yang tukang kayu untuk membuat mimbarku yang di atas mimbar itu aku berceramah kepada manusia.”
Maka budak tersebut membuat mimbar ini tiga tingkatan. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyuruh untuk diletakkan di tempat ini.
Mimbar masjid biasanya terbuat dari pangkal pohon hutan. Sungguh aku telah melihat Rasulullah Saw berdiri di atasnya kemudian beliau bertakbir (shalat) dan bertakbirlah manusia yang ada di belakangnya sedang beliau tetap di atas mimbar.
Kemudian beliau (ruku’) lalu bangkit dari ruku’ kemudian beliau turun dari mimbar (dengan berjalan mundur) sampai beliau sujud di dasar mimbar kemudian mengulanginya lagi sampai akhir shalatnya.
Setelah itu beliau menghadap manusia dan bersabda : “Wahai manusia, sesungguhnya aku lakukan yang demikian agar kalian mengikuti dan mempelajari shalatku.” (HR. Muslim dalam Kitabul Masajid bab Jawazul Khuthulah ulal Khuthasataini fis Shalah hadits ke-44).
Mimbar tersebut dibuat oleh seorang budak milik salah seorang shahabiyyat, dari kayu jenis thorfa dari daerah Ghabat (pinggiran Madinah) atas perintah dan keinginan Nabi Muhammad Saw.
Berkata Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad : “Mimbar Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tiga tingkat, sedang ketika mimbar tersebut belum dibuat, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkhutbah dengan bersandar di atas pangkal pohon. Maka ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pindah berkhutbah di atas mimbar, pangkal pohon tersebut berteriak mengeluarkan suara sampai didengar oleh orang yang berada di masjid, sehingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam turun dari mimbar dan memeluknya (hingga dia diam).”
Dari keterangan di atas juga dipahami bahwa dalam berkhutbah sang khatib berdiri pada tingkat ke dua dan duduk pada tingkat ketiga. Wallahu A’lam Bish Shawab.