Scroll untuk baca artikel
EdukasiTerkini

Akademisi: Digital Research Diperlukan Karena Tak Jelas Lagi Batas Online dan Offline

Redaksi
×

Akademisi: Digital Research Diperlukan Karena Tak Jelas Lagi Batas Online dan Offline

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Di era sekarang ini, dunia digital bergerak dengan sangat cepatnya. Apalagi hadirnya pandemi Covid-19 memaksa kita berhubungan dengan teknologi digital. Kondisi ini menyebabkan perbedaan iklim dalam pembuatan riset luring dengan daring.

Dampak lainnya data digital semakin banyak dan kompleks, sehingga membuat batasan online  dan offline semakin kabur.

Meskipun secara daring bukan berarti data penelitian tidak tersusun secara rigid, justru penelitian secara daring ini dapat menghasilkan informasi yang mendalam dan merinci dibandingkan secara luring.

Association Proffesor Public Policy Management Monash University Indonesia Ika Karlina Idrris, PhD mengatakan mempelajari tentang digital researcher menjadi sebuah keniscayaan di era sekarang.

“Saya merasa bahwa batasan online dan offline ini sudah kabur, sehingga perlu adanya digital research. Bahkan semua orang sebenarnya bisa menjadi digital researcher, yang penting memiliki hard skill dan soft skill dan mampu memanfaatkan tools digital,” kata Ika Karlina Idris, PhD saat menjadi narasumber dalam Webinar Sharing Session bertema “Becoming a Digital Researcher” yang diselenggarakan oleh P3M (Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) Perbanas Institute, Jumat (3/12/2021).

Menurutnya untuk menjadi digital researcher yang baik, seseorang perlu memiliki institution support, mengasah hard skill dan soft skill, serta mengembangkan networking. Adapun yang harus dimiliki di dalam hard skill antara lain data minning, research method, dan penggunaan digital platform.

Lalu dalam soft skill antara lain mau belajar hal baru, persisten, dan lifelong agenda. Kemudian di institution support (faktor eksternal) dibutuhkan fokus dan tujuan, juga lembaga dan lingkungan yang mendukung.

“Penting juga bagi kita untuk memiliki mental model yang percaya bahwa semua hasil analisis bias dipakai untuk mengasah keterampilan dan memperkuat posisi Anda sebagai peneliti. Dengan ini, maka networking Anda otomatis terbangun,” tambahnya.

Webinar ini merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh P3M Perbanas Institute sebagai bagian dari Dwi Dharma dan terbuka untuk umum. Acara ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi zoom ini dibuka dengan sambutan dari Direktur P3M Dr. Bekman Siagian, M.E.  

“Perbanas Institute sedang fokus mengembangkan riset kearah digital, sehingga harapannya dengan diadakan webinar ini dapat memberikan ide-ide serta pencerahan untuk para dosen atau akademisi di Perbanas Institute,” ungkapnya. [ysn]