Pelabuhan Muara Angke bukan hanya menjadi penghubung bagi warga di Kepulauan Seribu dengan warga di daratan Jakarta, melainkan juga menjadi simbol kesetaraan bagi warga Kepulauan Seribu untuk menikmati fasilitas yang sama seperti warga di daratan Jakarta.
Pelabuhan ini dapat menampung hingga 2.000 orang. Terdapat 2 (dua) jenis kapal yang melayani rute perjalanan menuju Kepulauan Seribu, yaitu Kapal Dinas Perhubungan (Dishub) dengan kisaran harga tiket Rp 44.000-Rp 74.000 dan Kapal Tradisional dengan harga tiket Rp 82.000-Rp 150.000.
Terdapat 3 (tiga) jalur lintasan utama angkutan perairan yang dilayani di Pelabuhan Muara Angke, pertama, Lintasan utama jalur pertama, yaitu: Muara Angke – Untung Jawa – Lancang – Tidung. Kedua, Lintasan utama jalur kedua, yaitu: Muara Angke – Pari – Pramuka dan Ketika, Lintasan utama jalur ketiga, yaitu: Muara Angke – Kelapa – Sebira.
Sistem tiket penyeberangan elektronik atau e-ticketing tengah dikembangkan untuk memudahkan wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Seribu. Selain itu, masyarakat juga masih dapat membeli tiket secara tunai melalui loket yang tersedia di pelabuhan.
Selain pelabuhan, penyediaan infrastruktur yang semakin baik juga dihadirkan Di Kepulauan Seribu. Pembangunan di Kepulauan Seribu merupakan perwujudan kesetaraan dan keadilan, di mana pembangunan tidak hanya dilakukan di daratan, tetapi juga di lautan dan pulau-pulau kecil.
Pembangunan yang telah dilakukan di Kepulauan Seribu seperti Optimalisasi Digital Nomad Island di Pulau Bidadari, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sea Water Reverse Osmosis (SWRO): 10 pulau. Selain itu juga fFsilitas Pengolahan Sampah dan Rumah Maggot: Pulau-pulau berpenghuni (11 pulau dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL): Pulau-pulau berpenghuni (11 pulau). [Luk]