Senyawa ini diubah di lingkungan dan tanaman menjadi 2-Chloro Ethanol. Konversi tersebut berlangsung relatif cepat. Dengan demikian, hanya 2-Chloro Ethanol yang biasanya terdeteksi pada tanaman dan makanan. 2-Chloro Ethanol, pada gilirannya, adalah cairan tidak berwarna dengan bau manis yang samar.
Jerman melarang penggunaan etilen oksida dalam produksi makanan karena memicu efek mutagenik dan karsinogenik. Namun, produk turunannya, 2-Chloro Ethanol, masih perlu dinilai lewat asesmen dan uji laboratorium yang komprehensif.
Sejauh ini, data-data uji lab mengenai 2-Chloro Ethanol masih sangat kontradiktif dan sebagian tidak lengkap.
Dengan demikian, saat ini tidak ada pernyataan yang dapat dipercaya yang dapat dibuat sehubungan potensi bahaya akibat dari 2-Chloro Ethanol.
Sejauh inipun, World Health Organization (WHO)/Food and Agriculture Organization (FAO) belum mengatur mengenai 2-Chloro Ethanol. Itulah kenapa aturan masing-masing negara tentang senyawa ini masih sangat beragam. [dmr]