BARISAN.CO – Manusia adalah makhluk Allah yang tidak akan pernah bisa menghindar dari kejadian traumatis, bencana maupun musibah yang telah ditetapkan oleh Allah Sang Perencana Yang Paling Baik. Sebagai manusia hanya bisa menyikapinya dengan positif, seperti mampu mengambil pelajaran atau hikmah dari kejadian yang dialami. Seseorang yang tidak mampu menghadapi dengan apa yang ia alami dapat mengakibatkan stres berujung depresi.
Stres adalah suatu situasi individu merasa tekanan dihidupnya lebih tinggi daripada kemampuan yang ia miliki. Stres bisa berdampak positif maupun negatif. Individu yang dapat memaknai stres dengan baik maka ia akan memiliki motivasi yang baik dalam menghadapi tekanannya, hal ini disebut neustress. Sebaliknya, distress adalah kondisi individu yang memandang stres yang ia alami menjadi suatu yang negatif sehingga ia merasa terkurung dalam masalahnya.
Kondisi ini akan berakibat berat jika tidak dapat diselesaikan dengan bijak, salah satunya akan berdampak pada depresi. Dalam hal ini memang tidak semua stress berakhir pada depresi, justru kebanyakan dari mereka itulah yang menjadi masalah awalnya, mereka memiliki persepsi yang salah atau diluar tingkat kewajaran pada suatu keadaan yang ia alami.
Apakah yang disebut depresi?
Depresi adalah suatu keadaan perasaan atau suasana emosi individu dimana ia merasa dirinya sangat berada pada kondisi yang terpuruk, yang ditandai dengan rasa sedih yang berlarut, kosong dan dan hilang harapan dalam waktu lebih dari dua minggu.
Depresi dapat menguasai area di otak yang bertugas menjaga mood baik, sehingga ia menutup area yang berperan menciptakan rasa bahagia. Hal ini juga sangat dapat berpengaruh pada pikiran (kognitif), tubuh (fisik), dan jiwa (emosional), dan tidak jarang mereka yang mengalami ini memiliki percaya diri yang rendah, pesimis dan selalu merasa tidak berharga.
Gejala yang muncul?
Gejala pada depresi ini memang lebih kompleks daripada stress yang dialami. Depresi ini muncul sewaktu-waktu sehingga jarang dapat disadari dari awal hingga berpengaruh pada fisik.
Gejala psikologi :
- Hilangnya gairah untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- Merasa sedih setiap saat
- Mudah cemas,gelisah, kecewa, curiga dan tersinggung serta menangis
- Berpikir bahwa hidupnya tidak ada artinya
- Merasa dirinya tidak berguna dan tidak dapat diandalkan
- Pengendalian diri dan konsep diri kurang : sulit mengambil keputusan
- Sulit berkonsentrasi, pikirannya mudah teralihkan
- Mengalami depersonalisasi, merasa lepas dengan roh ditubuhnya
- Adanya pikiran untukmengakhiri hidup secara tiba-tiba
Gejala fisik :
- Sering sakit kepala, vertigo
- Sulit bernafas tiba-tiba/sesak nafas dan nyeri dada
- Gangguan lambung/ magh dan pencernaan
- Sering merasa badan dingin dan kaku
- Mudah lelah, badan sering terasa lemas hingga pingsan
- Terkadang mimisan
Faktor Penyebab Depresi
Walaupun depresi berkembang tidak selalu ada pemicunya, namun kombinasi dari faktor genetik, biologis dan psikososial bisa menjadi faktor munculnys depresi.
Depresi ada dua tipe, endogen dan eksogen. Depresi eksogen terjadi dikarenakan adanya masalah yang terlalu besar sampai tidak dapat tertanggung lagi. Seperti individu yang mengalami traumatis seperti kematian orang yang dicinta, kesulitan ekonomi, hubungan percintaan dengan orang lain, dan pekerjaan, hingga konflik keluarga yang sering menjadi alasan seseorang depresi.
Hal lain seperti memiliki penyakit tertentu yang tak kunjung sembuh, kecanduan alcohol maupun obat-obatan. Dengan begitu, kunci pada faktor depresi adalah persepsi mengenai dirinya terhadap keadaan atau masalah yang dialami. Adapun depresi endogen dikarenakan adanya perubahan sistem neurokimia otak sehingga terjadi depresi.
Kunci pengobatan depresi
Pengobatan depresi sangat bisa dilakukan dan dapat disembuhkan dengan kemauan dan konsistensi tinggi. Hal ini perlu membutuhkan dukungan dari lingkungan khususnya keluarga. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kunci utama dalam mengurangi tingkat depresi adalah menutup persepsi negatif dan berupaya untuk memupuk persepsi positif.
Namun demikian, hal tersebut tidaklah mudah bagi penderita depresi, perlu beberapa tahapan yang mesti ditekuni untuk dilakukan. Mereka membutuhkan bantuan orang lain seperti psikiater untuk memberikan penanganan medis seperti terapi farmakologi.
Setelah kondisi lebih membaik, dapat dibarengi dengan menjalankan psikoterapi oleh psikolog. Beberapa terapi akan diberikan seperti terapi kognitif dimana pasien akan dilatih untuk merubah persepsinya yang buruk menjadi lebih positif. Problem-solving terapy juga biasa diberikan oleh psikolog untuk memfokuskan terapi pada penyelesaian masalah bukan berkutat pada masalah.