Biji Sorgum bisa digunakan untuk beras dan tepung yang rendah gluten. Batang dan daun bisa untuk pakan ternak kemudian juga bisa diolah menjadi bahan gula merah atau gula cair dan juga bioenergi.
BARISAN.CO – Krisis pangan yang mengancam dunia akibat perang dan perubahan iklim telah menyadarkan Pemerintah Indonesia dan segera menengok sumber pangan lokal di antaranya Sorgum.
Menurut Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, Sorgum adalah tanaman pangan masa depan tapi sudah lama terlupakan.
“Sudah sejak zaman Belanda ditanam di Indonesia. Negara lain sudah banyak yang menanam. Karena itu kita terus mengejarnya,” kata Suwandi dalam seminar virtual bertajuk ” Pemanfaatan Potensi dan Prospek Cerah Bisnis Sorgum sebagai Pangan Unggulan dan Bioenergi”, Kamis (6/10/2022).
Sorgum, kata Suwandi, sangat cocok dengan iklim Indonesia. Bahkan tanaman Sorgum tumbuh sangat subur di daerah kering sekalipun seperti di Nusa Tenggara Timur.
“Jadi secara existing kita memiliki tanaman Sorgum di NTT sebagian di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat hingga sampai Pangandaran dan Cirebon,” kata Suwandi.
Indonesia juga, kata Suwandi, sudah memiliki berbagai variates Sorgum dan sudah ditanam para petani selain varietas lain yang tengah dalam penelitian.
Sorgum juga, kata Suwandi, termasuk tanaman multi manfaat. Dari akar sampai biji sorgum tidak ada yang terbuang.
“Biji Sorgum bisa digunakan untuk beras dan tepung yang rendah gluten. Batang dan daun bisa untuk pakan ternak kemudian juga bisa diolah menjadi bahan gula merah atau gula cair dan juga bioenergi,” ujarnya.
Kementan, kata Suwandi, tengah mendorong pengembangan Sorgum dalam skala besar dan terintegrasi. Pengembangan dipusatkan di NTT, NTB, Jatim dan Jateng,” ujarnya.
“Ini untuk memudahkan pengembangan Sorgum dari hulu ke hilir,” tambahnya.
Suwandi pun mengajak kalangan milenial untuk terjun menjadi petani dan industri Sorgum. Untuk permodalan jangan khawatir karena Kementan sampai tahun 2022 ini saja sudah menyalurkan KUR untuk tanaman pangan senilai Rp23 triliun.