BARISAN.CO – Sebuah serangan udara Israel menghancurkan gedung bertingkat yang merupakan kantor beberapa media di Jalur Gaza termasuk The Associated Press dan Al Jazeera. Serangan udara terjadi pada Sabtu (15/6/2021). Akibatnya, sekitar delapan anak tewas di sebuah kamp pengungsi.
Menurut AP, serangan tersebut terjadi satu jam setelah militer Israel memerintahkan orang-orang untuk dievakuasi dari gedung tersebut.
Dalam halaman resminya, al-Jazeera mengutuk keras pemboman dan pengancuran kantornya. Sekaligus, menilai tindakan tersebut sebagai tindakan yang jelas dalam menghentikan kerja jurnalis dalam menginformasikan serta melaporkan kejadian di lapangan kepada dunia. Mereka juga meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel atas tindakannya.
Pejabat direktur jenderal al-Jazeraa, Dr Mostefa Souag berkomentar: “Kami menyerukan kepada organisasi internasional untuk mengutuk tindakan biadab yang menargetkan jurnalis. Kami menuntut dunia untuk melakukan tindakan segera terhadap Israel agar bertanggungjawab atas penargetan jurnalis serta institusi media yang mereka sengaja.”
Souag menambakan jika tujuan dari kejahatan keji tersebut adalah upaya Israel untuk membungkam media dan menyembunyikan pembantaian serta penderitaan rakyat Gaza.
Menurut Souag, penghancuran kantor al-Jazeera dan organisasi media lainnya di Menara al-Jalaa di Gaza merupakan pelanggaran HAM secara terang-terangan dan secara internasional dianggap sebagai kejahatan perang.
“Kami menyerukan kepada semua media dan lembaga HAM untuk mengecam kejahatan keji ini, dan berdiri bersama al-Jazeera serta organisasi media lainnya yang menjadi target tantara Israel, meskipun mengetahui gedung tersebut digunakan sebagai kantor pusat selama bertahun-tahun,” tambah Souag.
Sedangkan Presiden sekaligus CEO AP Gary Pruitt mengaku terkejut.
“Kami terkejut dan ketakutan bahwa militer Israel akan menargetkan serta menghancurkan gedung kantor AP dan organisasi berita lainnya di Gaza,” kata Pruitt.
Pruitt juga menyebut, atas pemboman yang terjadi hari itu, berpotensi membuat dunia semakin tidak tahu tentang yang terjadi di Gaza.
Di Amerika Serikat, sekretaris Gedung Putih Jen Psaki menginformasikan melalui Twitter bahwa AS telah berkomunikasi dengan Israel. “Kami telah berkomunikasi secara langsung dengan Israel untuk memastikan keselamatan jurnalis. Keamanan media independen adalah tanggung jawab paling penting.”
Namun, Israel menyangkal tuduhan tindakan yang dilakukan merupakan usaha pembungkaman media.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus menyampaikan kepada Reuters bahwa media bukan target mereka. Ia berdalih bahwa gedung yang mereka bom tersebut diisi intelijen militer Hamas.
Conricus menyampaikan jika Hamas kemungkinan telah memperhitungkan tinggal di gedung yang sama dengan kantor media berita dan menganggap akan aman dari serangan Israel. [dmr]