Sidang Skripsi Terbuka (Ujian Munaqosah) dan Orasi Kebangsaan di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang
BARISAN.CO – KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab dipanggil Gus Miftah hari ini Sidang Skripsi Terbuka (Ujian Munaqosah) dan Orasi Kebangsaan di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Senin (6/2/2023)
Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH M.Hum dalam sambutannya mengatakan yang hadir di sini banyak dihadiri para santri dan pengemarnya Gus Miftah. Sebab pada hari ini Unissula punya acara khusus yang terintegrasi yakni ujian munaqosah dan orasi kebangsaan pendakwah terkenal.
“Pendakwah besar yang dekat dengan presiden dan pemerintah hari ini ujian munaqoasahnya di program stdui Pendidikan Agama Islam yang akreditasinya A,” imbuhnya.
Gunarto juga menyampaikan kita nanti bersama-sama mendengarkan pidato kebangsaan beliau, sehingga akan menambah ketakwaan kita kepada Allah, khususnya hubbul wathon minal iman atau cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
“Indonesia akan sejahtera kala hubbul wathon minal iman, mencintai tanah air dan mencintai bangsanya dimana kita lahir,” jelasnya.
Lebih lanjut Gunarto menyampaikan pada hari ini juga kita akan menyaksikan dan insyallah Gus Miftah akan menjadi sarjana Pendidikan Agama Islam yang akan diwisuda di Unissula sebelum ramadan, minggu kedua sebelum bulan ramadan.
“Semoga Gus Miftah bisa melanjutkan program magister dan doktornya di Unissula,” harapnya.
Sebab Rektor menyampaikan, karena Fakultas Agama Islam sedang merintis pendirian program doktor Pendidikan Agama Islam. Disamping prodi-prodi lain yang sedang tumbuh seperti spesialis mata, penyakit dalam maupun spesialis anetesi. Insuallah keluar izinnya tahun ini, disamping program doktor yang lain.
Diketahui bahwasanya Gus Miftar adalah mahasiswa Unissula mengambil program studi Pendidikan Agama Islam pada jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Unissula. Ia mahasiswa dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 31502100001.
Saat sidang munaqosah dan orasi kebangsaan Gus Miftah presentasi skripsinya. Adapun judul skripsinya yakni Pendidikan Islam Berwawasan Kebangsaan Berbasis Metode Al-Mizah Al-Miftahiyyah.
Gus Miftah mengawali presentasinya dengan bercerita tentang pengamalannya bahwa dirinya adalah sosok orang yang gagal dalam kuliah.
“Kegagalan saya bukannya saya tidak ingin kuliah, saat itu saya sudah hampir selesai tinggal skripsi tidak saya teruskan,” terangnya.
Lantas banyak pengemarnya yang mengatakan, “Tidak kuliah saya bisa terkenal. Tidak kuliah saja bisa menjadi pendakwah. Tentu hal ini ini bisa menjadi perseden buruk bagi santri.
“Dari sinilah saya saat itu menangis, ini bukan contoh yang baik. Kok yang dicontoh kegagalannya,” terangnya.
Gus Miftah melanjutkan ceritanya, banyak tawaran untukmendapatkan gelar Honoris Causa (HC).
“Akhirnya saya matur ke Habib Luthfi bin A Yahya. Saya matur, bahwasanya saya mendapatan tawaran menerima gelar HC, karena metodologi saya berdakwah di lokasi dan kafe-kafe,” ujar Gus Miftah.
Dari dawuh beliau saya putuskan kembali kuliah, alhamdulillah saya diterima di Unissula. Terlebih lagi Presiden Jokowi pernah berpesan kepada saya untuk berdakwah di kampus-kampus tentang toleransi dan radikalisasi.
Gus Miftahpun mendedar skripsinya dengan menyampaikan bahwasanya beragama itu mudah. Terlebih lagi saya acapkali dibilang, “cara beragama Gus Miftah itu receh dan ringan.”
“Menyampaikan cara beragama yang fun, ini menarik. Saya berpegang pada dua hal yakni edukasi dan rekreasi. Menyampiakan value akan membosankan jika tanpa rekrasi, begitu juga sebaliknya hanya rekreasi tidak ada bedanya dengan stand up comedy,” presentasi Gus Miftah.