Kesehatan

Hipertensi Menyebabkan Penyakit Jantung Koroner, Kok Bisa?

Anatasia Wahyudi
×

Hipertensi Menyebabkan Penyakit Jantung Koroner, Kok Bisa?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: ehealth

BARISAN.CO – Hipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah terlalu tinggi. Tidak ada tanda atau gejala peringatan, hipertensi mendapat julukan silent killer. Sehingga para ahli menyarakan untuk mengukur tekanan darah secara teratur.

World Health Organization (WHO) memperkirakan 1,28 miliar orang dewasa usia 30 hingga 79 tahun menderita hipertensi. Sebagian besar, tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Salah satunya penyakit jantung koroner. Maka, banyak ahli menyarankan untuk mengecek tekanan darah secara teratur.

Berdasarkan data https://www.worldlifeexpectancy.com/indonesia-coronary-heart-disease, Indonesia menempati urutan ke-44 dari 183 negara di dunia dengan jumlah kematian terbanyak akibat penyakit jantung koroner.

Nah, orang dengan tekanan darah tinggi lebih besar kemungkinannya mengembangkan penyakit arteri koroner. Hal itu karena adanya tekanan tambahan pada di dinding arteri.

Seiring berjalannya waktu, lemak (ateroma) menumpuk dalam arteri koroner. Proses ini dinamakan aterosklerosis. Pada akhirnya, arteri mungkin mengalami penyempitan. Sehingga jantung tidak memperoleh cukup darah yang kaya akan oksigen.

Pembekuan darah terjadi kala sepotong ateroma pecah. Gumpalan itu dapat menyumbat arteri koroner dan memotong suplai darah dan oksigen ke otot jantung manusia. Ini dikenal sebagai serangan jantung.

Mengutip British Heart Foundation, penyakit jantung koroner berkembang perlahan dan gejalanya bisa berbeda bagi setiap orang. Beberapa orang bahkan tidak mengetahui jika mereka menderita penyakit ini sebelum mengalami serangan jantung. Selain angina, gejala lainnya ialah sakit di dada, sesak napas, rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuh, lemas, dan mual.

Terdapat beberapa faktor risiko, antara lain ialah tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan kurang bergerak. Bukan hanya itu, faktor keturunan, usia, etnis, dan gaya hidup juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Bill McEvoy dari Pusat Pencegahan Penyakit Jantung John Hopkins, Amerika memberikan tips pencegahan dari risiko penyakit jantung koroner sebagai berikut:

  1. Rokok menjadi salah sau faktor risiko utama serangan jantung. Bagi perokok mulai sekarang berhentilah untuk merokok. Jika Anda bukan perokok, sebaiknya jangan coba – coba merokok dan hindari asap rokok.
  2. Kurangi makanan yang berisiko meningkatkan masalah pada jantung, seperti makanan tinggi lemak, goreng-gorengan, dan daging olahan.
  3. Lebih aktif minimal 30 menit setiap hari dengan berolahraga.
  4. Menjaga berat badan. Kelebihan berat badan sesuai standar Indeks Massa Tubuh (BMI) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Sedangkan menurunkan 5 persen hingga 10 persen dari kelebihan berat badan akan menurunkan risikonya.
  5. Kurangi stres. Orang yang mengalami stres cenderung makan berlebihan dan terlalu banyak duduk. Berolahraga, meditasi, dan bersantai bersama teman dapat membantu seseorang melepaskan stres.

Meningkatkan kesadaran diri dan edukasi dapat meminimalkan faktor risiko yang mungkin saja terjadi. Itu juga bisa membantu mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner. [ysn]