Scroll untuk baca artikel
Terkini

Indonesia Perlu Mempersiapkan Sistem Pertahanan dan Keamanan di IKN

Redaksi
×

Indonesia Perlu Mempersiapkan Sistem Pertahanan dan Keamanan di IKN

Sebarkan artikel ini

“Bisa saja ada pemerintahan darurat. Dipindahkan ke kota lain, jadi fungsi dari ibu kota itu tetap harus dijalankan karena satu negara tanpa pemerintahan itu lumpuh,” Ilham Habibie (Ketua Dewan Penasihat Forum Dialog Nasional)

BARISAN.CO – Sirene serangan udara terdengar di kota barat Lviv pada Jumat (18/3/2022), diikuti oleh suara ledakan kepulan asap yang jaraknya beberapa mil dari pusat kota. Menurut wali kota Lviv, Andriy Sadovy, beberapa rudal menghantam pabrik perbaikan pesawat. Tidak ada korban jiwa dari serangan itu, tulis Andiy di postingan akun Telegramnya. Setidaknya, tiga ledakan terdengar tidak lama setelahnya sengan sirene serangan udara yang terdengar di seluruh kota.

Sejak 24 Februari 2022, Rusia menyerang Ukraina besar-besaran. Senin lalu (14/3/2022), PBB menyebut jumlah orang yang terbunuh akibat invansi itu sekitar 700 jiwa. Pada hari pertama, ibu kota Kiev yang diserang rudal balistik Rusia. Kepanikan muncul dan warga pun berhamburan menyelamatkan diri mereka. Ibu kota Ukraina telah luluh-lantak akibat serangan tentara Rusia yang kini, bak kota mati.

Melihat yang terjadi di Ukraina selama beberapa minggu terakhir, Ketua Dewan Penasihat Forum Dialog Nusantara (FDN), Ilham Habibie mengatakan, perlunya untuk memikirkan aspek ketahanan dan pertahanan di ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Menurutnya, Kiev sudah lama dituju oleh tentara Rusia dari berbagai arah. Ilham menilai dari segi perang, ibu kota memang sangat kuat sebagai simbol di ranah politik. Namun begitu, ia menyampaikan, tak berarti setelah ibu kota diduduki pihak lawan, negara itu akan menyerah.

“Saya kira misalnya di Indonesia saja, dulu kita juga ibu kota pertama di Jogja dan itu memang sengaja karena Jakarta tidak bisa kita duduki dari tentara kita belum cukup, belum bisa menang. Tidak berarti bahwasanya negara itu tidak bisa dimulai dengan satu ibu kota atau satu tempat di mana pemerintahan itu ada dan tidak harus di ibu kota,” kata Ilham pada diskusi FDN, Kamis (17/3/2022).

Fungsi Pemerintahan Tidak Dipusatkan Satu Tempat

Dalam diskusi bertema Kajian Keamanan dan Pertahanan Ibu Kota Negara Baru, dia membayangkan, sekali pun Kiev jatuh, belum tentu Ukraina langsung kalah perang karena tergantung dari sikonnya.

“Bisa saja ada pemerintahan darurat. Dipindahkan ke kota lain, jadi fungsi dari ibu kota itu tetap harus dijalankan karena satu negara tanpa pemerintahan itu lumpuh,” lanjut pria berdarah Gorontalo ini.

Dia menjelaskan, terlebih di zaman 4.0, fungsi pemerintahan itu tidak lagi secara absolut terkait dengan lokasi.

“Bisa juga sebagian kita lakukan di tempat lain secara virtual atau dengan cara-cara yang tidak memerlukan orang ketemu tatap muka di satu tempat,” tegasnya.

Ilham mencontohkan di beberapa negara lain, adanya pemisahan fungsi-fungsi pemerintahan yang sengaja tidak dipusatkan di satu tempat.