Scroll untuk baca artikel
Terkini

Jelang Imlek 2022, Ada Kembang Api Berwajah Macan Air di Google

Redaksi
×

Jelang Imlek 2022, Ada Kembang Api Berwajah Macan Air di Google

Sebarkan artikel ini

Google menyajikan pertunjukan kembang api berwajah Macan Air saat seseorang menulis kata Imlek di pencarian.

BARISAN.CO – Ada yang menarik dari halaman Google menjelang Imlek tahun ini. Bila kita mengetik kata Imlek di mesin pencarian, maka seketika Google akan menyajikan pertunjukan kembang api virtual berwarna – warni.

Tak hanya terbatas pada kata Imlek saja, animasi kembang api itu akan muncul jika kita menulis beberapa kata kunci lain seperti Imlek 2022, Tahun Baru Cina, Tahun Baru Imlek, Lunar New Year, Chinese New Year, dan Year of the Tiger.

Kembang api tersebut akan muncul dalam waktu beberapa detik. Jika kita perhatikan baik – baik, sejumlah ledakan kembang api membentuk wajah macan, sebelum kemudian menghilang.

Diketahui, inovasi Google ini dalam rangka menyambut Hari Raya Imlek yang jatuh pada Selasa (1/2/2022) besok. Ledakan kembang Macan Air merupakan simbol Tahun Baru Imlek 2022.

Mengutip Tempo, tahun Macan Air bermakna keberanian. Sebab macan dikenal sebagai binatang yang memiliki kekuatan dan kemampuan melakukan segala hal dalam skala besar. Macan Air juga dikenal dengan sifat spontannya. Ini dapat diartikan sebagai dalam situasi apapun, dibutuhkan keberanian dalam menghadapinya.

Selain itu, energi macan dipercaya dapat memberikan dorongan motivasi. Sementara air dapat meredam emosi dan membuat situasi menjadi lebih tenang. Energi ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut Master Xiang Yi, tahun Macan Air membawa keberuntungan bagi beberapa orang, khususnya mereka yang memiliki shio Macan, Kelinci, Naga, Kuda, Tikus dan Kerbau. Sementara shio yang tidak memiliki peruntungan baik adalah Anjing, Ayam, Babi, Monyet, Kambing dan Ular.

Meski demikian, Master Xiang Yi melarang untuk kita menjadikan shio sebagai ukuran nasib baik dan buruk.

“Tapi shio jangan dijadikan patokan ukuran nasib baik dan buruk seseorang,” ujar Master Xiang Yi dalam wawancara esklusif di KompasTV. [ysn]