Gaya Hidup

Kenapa Perempuan Lebih Panjang Umur dari Laki-laki?

Anatasia Wahyudi
×

Kenapa Perempuan Lebih Panjang Umur dari Laki-laki?

Sebarkan artikel ini
Handsome man kiss beautiful woman's hand softly with love while drinking coffee together. Romantic couple love each other and stay together at home. They are sweet couple. Husband love his wife

Bukan karena perempuan sering marah-marah, lho!

BARISAN.CO – Orang-orang saat ini hidup lebih lama daripada di masa lalu. Akan tetapi, karena alasan perilaku, biologis, dan lainnya, tidak semua orang mendapatkan manfaat yang sama dari peningkatan umur harapan hidup.

Namun demikian, perempuan hidup lebih lama dari laki-laki di hampir setiap masyarakat. Di negara-negara maju, rata-rata harapan hidup saat lahir adalah 79 tahun untuk perempuan dan 72 tahun untuk laki-laki.

Sedangkan, di negara-negara kurang berkembang, dimana angka kematian ibu yang tinggi mengurangi perbedaan umur panjang, perempuan dapat berharap untuk hidup rata-rata 66 tahun, dibandingkan dengan 63 tahun untuk laki-laki.

Hal ini juga berlaku di Indonesia. Umur harapan hidup perempuan lebih panjang daripada laki-laki.

Di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, perempuan memiliki umur harapan hidup (UHH) hingga 73,9 tahun sementara laki-laki 69,9 tahun pada tahun 2022. Artinya, ada selisih empat tahun antara umur harapan hidup perempuan dan laki-laki.

Mengutip Harvard Health Publishing, ada banyak alasan fenomena ini terjadi. Pertama, karena laki-laki cenderung mengambil risiko lebih besar.

Lobus frontal otak – bagian yang mengontrol penilaian dan pertimbangan konsekuensi suatu tindakan – berkembang lebih lambat pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini mungkin berkontribusi pada fakta bahwa lebih banyak laki-laki yang meninggal karena kecelakaan atau kekerasan ketimbang perempuan. Contohnya termasuk bersepeda, mengemudi dalam keadaan mabuk, dan pembunuhan.

Kecenderungan kurangnya penilaian dan pertimbangan konsekuensi juga dapat berkontribusi pada keputusan gaya hidup yang merugikan seperti merokok atau minum minuman keras secara berlebihan.

Kedua, laki-laki lebih mungkin memiliki pekerjaan yang lebih berbahaya. Jumlah laki-laki jauh melebihi perempuan dalam beberapa pekerjaan paling berisiko termasuk pertempuran militer, pemadam kebakaran, dan bekerja di lokasi konstruksi.

Alasan ketiga adalah meninggal karena penyakit jantung. Lebih dari 50 persen laki-laki lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung daripada perempuan. Fakta bahwa laki-laki memiliki kadar estrogen yang lebih rendah daripada perempuan mungkin menjadi salah satu alasannya. Namun risiko medis, seperti tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dengan baik atau kadar kolesterol yang buruk, juga dapat berkontribusi.

Selanjutnya, ukuran badan laki-laki lebih besar. Di banyak spesies, hewan yang lebih besar cenderung mati lebih muda daripada hewan yang lebih kecil. Meskipun besarnya efek ini tidak pasti pada manusia, hal ini mungkin berdampak buruk pada umur panjang laki-laki.

Faktor keempat, laki-laki lebih mungkin bunuh diri. Meski perempuan lebih cenderung mengalami depresi dan upaya bunuh diri, namun beberapa orang menghubungkan hal ini dengan kecenderungan laki-laki untuk menghindari mencari pengobatan untuk depresi dan norma budaya yang melarang laki-laki mencari bantuan untuk penyakit mental.

Kemudian, laki-laki juga kurang terhubung secara sosial. Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, orang-orang dengan koneksi sosial yang lebih sedikit dan lemah (yang cenderung lebih sering mencakup laki-laki ketimbang perempuan) cenderung memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.