Ia menuturkan, sekitar 54 pondok pesantren putri tercatat memiliki permasalahan anemia di kalangan santrinya.
“Program ini menjadi langkah awal dalam pencegahan anemia yang nantinya akan berkontribusi besar terhadap upaya penurunan angka stunting di Jawa Tengah,” jelas Aris.
Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan fasilitas kesehatan setempat seperti puskesmas. Setiap kamar santri akan dilengkapi koordinator kesehatan yang bertugas melakukan deteksi dini dan pemantauan kadar hemoglobin (HB) santri secara berkala. Jika ditemukan kadar HB di bawah angka normal, maka akan segera dilakukan pemeriksaan lanjutan.
“Jika HB berada di atas angka 10, maka dianggap sehat, namun tetap harus dipantau secara rutin,” tambahnya.
Aris menekankan bahwa menjaga kesehatan remaja putri sejak dini sangat penting, karena akan berdampak langsung pada kualitas generasi mendatang.
“Kita tidak ingin generasi muda kita mengalami stunting. Remaja putri yang anemia akan berisiko melahirkan anak-anak stunting. Maka dari itu, intervensi sejak di usia remaja sangat penting,” tegasnya.
Selain pelaksanaan workshop dan pemeriksaan kesehatan, momen penting lainnya dalam rangkaian kegiatan ini adalah peletakan batu pertama pembangunan Klinik NU Al-Itqon. Klinik ini nantinya akan menjadi fasilitas kesehatan pesantren yang terintegrasi dan dilengkapi dokter spesialis.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen didampingi KH Ahmad Haris Shodaqoh, KH Ubaidillah Shodaqoh, dan Alex Jusran, secara simbolis meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Klinik NU tersebut. Diharapkan, keberadaan klinik ini tak hanya memberikan pelayanan kesehatan bagi santri, tetapi juga masyarakat sekitar pesantren.
Gus Yasin dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas kontribusi NU Jawa Tengah dalam mendukung program pemerintah menekan angka stunting.
Ia menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan memiliki berbagai program untuk menangani stunting, mulai dari edukasi gizi, pemberian makanan tambahan, hingga intervensi lingkungan seperti penyediaan jamban dan air bersih.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi workshop bertema “Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di Pondok Pesantren dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting di Jawa Tengah” yang diikuti para santri putri dengan penuh antusias. []