Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Little Mom dan Dua Garis Biru, Representasi Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini

Redaksi
×

Little Mom dan Dua Garis Biru, Representasi Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini

Sebarkan artikel ini

Wajar saja, bukan saja alur ceritanya yang menarik tapi seri web ini memberikan banyak pelajaran bagi anak – anak muda dan para orangtua, dari dampak melakukan seks bebas hingga pentingnya edukasi seks sejak dini.

Jika kembali ditelaah, film ini mengingatkan kita dengan kisah Bima dan Dara dalam Dua Garis Biru. Dua sejoli itu nekat bersenggama di luar nikah, padahal masih duduk di bangku SMA. Ketidaktahuan mereka terhadap dampak seks di luar nikah membuat hidup mereka berantakan. Bima terpaksa mencari nafkah dan Dara menjadi seorang ibu di usianya yang masih sangat belia yaitu 17 tahun.

Baik Little Mom maupun Dua Garis Biru adalah representasi pentingnya sex education atau pendidikan seks sejak dini. Pendidikan seks bukan untuk mengajari anak untuk melakukan hubungan seks di luar nikah tapi memperingatkan mereka bahayanya seks bebas. Dari sekolah berantakan hingga memengaruhi kesehatan si wanita baik fisik maupun mental.

Berbagai studi mengungkapkan seorang perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi melahirkan secara prematur sehingga memengaruhi tumbuh kembang sang anak. Belum lagi stigma hamil di luar nikah di Indonesia yang dipandang sebagai aib. Dalam kasus ini, perempuan lah yang akan banyak dirugikan.

Dalam kesehatan, melakukan hubungan seks di luar nikah tanpa alat pengaman juga berpotensi menularkan berbagai penyakit kelamin seperti AIDS atau HIV, bahkan bisa memicu terjadinya kanker serviks di kemudian hari.

Dr. Boyke dalam acara The Merry Riana Show mengatakan di Indonesia seks masih dianggap tabu. Jika terdengar aneh, Dr. Boyke menyarankan menggantinya dengan kata pendidikan kesehatan reproduksi atau kesehatan keluarga. Sebab, pendidikan ini sangat penting agar anak-anak memiliki informasi yang benar terkait reproduksi. Jika tidak diajarkan sejak dini, khawatirnya anak – anak tidak tahu atau sadar ketika sedang dilecehkan.

Apalagi di zaman sekarang ini, arus informasi begitu deras. Berbagai informasi mengenai seks dapat diakses dengan mudah di Google. Pendidikan kesehatan reproduksi bisa mencegah anak – anak terjerumus pada hal – hal yang tidak diinginkan.

Memberi tahu anak tentang kesehatan reproduksi juga tidak perlu menunggu pihak sekolah, tapi bisa dilakukan saat di rumah. Orang tua, baik ayah maupun ibu memiliki peran yang sama besarnya. Wajib memberi tahu anak tentang kesehatan reproduksi terlebih ketika anaknya sudah menginjak remaja. Misalnya ibu memberi tahu puterinya tentang menstruasi dan ayah menjelaskan tentang air mani juga mimpi basah kepada puteranya.