BARISAN.CO – Mengenang hari lahir BJ Habibie 25 Juni, yang juga bertepatan dengan 1000 hari wafatnya presiden ke-3 Republik Indonesia itu, sejumlah tokoh nasional berkumpul menghadiri peluncuran buku bertajuk ‘B.J. Habibie Dalam Kenangan’.
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (25/6/2022). Ribuan peserta se-Indonesia juga mengikuti acara Mengenang 1.000 Hari Wafatnya Presiden ke-3 RI BJ Habibie, secara virtual.
Tokoh nasional yang juga membawakan sambutan testimoni yaitu H. M. Taufan Pawe, Widjajalaksmi Kusumaningsih, putri Almarhum Widjojo Nitisastro.
Selain itu beberapa tokoh nasional seperti Boediono (Wakil Presiden ke-11), Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Rachmat Gobel (Wakil Ketua DPR RI), Satryo Soemantri Brodjonegoro (Ketua AIPI), dan Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998) di daulat untuk memberikan sambutan memorial.
Tampak hadir juga dua tokoh nasional yang merupakan politikus senior dan Ketua Umum Partai Golkar pada masanya, Akbar Tanjung dan Aburizal Bakrie.
Buku yang digagas oleh kelompok masyarakat iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) berisi kumpulan tulisan dari 44 pegiat iptek yang pernah berinteraksi langsung dengan Habibie, di antaranya ada juga beberapa tokoh senior, sahabat, rekan kerja, dan staf almarhum.
Materi tulisan selain menceritakan perjalanan perkembangan iptek selama kepemimpinan Habibie, juga menceritakan beberapa sisi humanis dan hubungan kemanusiaan yang diangkat dari pengalaman langsung para penulis.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kenangannya. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Habibie adalah seorang tokoh yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonesia dan merupakan teknolog yang punya prestasi dan reputasi Internasional.
Sementara itu mantan Wakil Presiden Boediono, mengatakan Habibie sebagai tokoh bangsa yang mampu membangkitkan perekonomian negara saat era reformasi.
Di saat menjabat sebagai Presiden ke-3 Habibie, bisa membangkitkan produk domestik bruto yang awalnya minus menjadi surplus pascareformasi.
“Dalam masa kerja kabinet reformasi pembangunan yang singkat itu, ekonomi Indonesia mulai bangkit. Ekonomi yang semula terjun bebas dapat direm dan diputar arah. Bila tahun 1998 produk domestik Indonesia menciut minus 13 persen, pada tahun 1999 dapat kembali tumbuh dengan plus 0,8 persen,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel, dalam memajukan Indonesia, Habibie berprinsip pada kualitas sumber daya manusia dan pendidikan adalah jalan yang sangat penting untuk menuju ke sana.
“Dalam memajukan Indonesia, bagi Pak Habibie fungsinya adalah kualitas sumber daya manusia. Memang ini sangat penting dalam industri, sebelum membuat produk berkualitas adalah membangun sumber daya manusia yang berkualitas,” tuturnya.
Di akhir acara peluncuran buku ini, para pegiat IPTEK melanjutkannya dengan berziarah ke makam almarhum dan istrinya, Ibu Ainun, di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. [rif]