Minyak jelantah salah satu limbah berbahaya karena pembuangan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan. Lalu, bagaimana cara agar tidak mencemari lingkungan?
BARISAN.CO – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, penggunaan minyak sawit di Indonesia sebanyak16,2 juta kiloliter per tahun. Dari jumlah tersebut, berpotensi menghasilkan minyak jelantah sekitar 3 juta kiloliter.
Mengutip Voyages, minyak bekas pakai menjadi salah satu limbah berbahaya karena pembuangan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan, seperti penyumbatan saluran air dan saluran pembuangan serta polusi air atau tanah.
Kini, bukan hanya penangkapan ikan yang berlebihan dan plastik jauh dari satu-satunya ancaman bagi laut. Salah satu bahaya yang sering tidak dipertimbangkan adalah pembuangan minyak goreng yang tidak tepat.
Bayangkan saja, 1 liter minyak goreng bisa mencemari 1 juta liter air. Apabila membuang minyak jelantah sembarangan, seperti ke tempat sampah, toilet, dan wastafel. Itu bisa membuat laut terkontaminasi, dan mengancam habitat serta spesies bawah laut.
Minyak itu akan menutupi permukaan air dan menghentikan pertukaran oksigen antara udara dan air yang akhirnya menghancurkan organisme hidup.
Padahal, limbah minyak tersebut dapat menghasilkan pendapatan.
Ketua Turun Tangan, Muhammad Chozin Amirullah mengatakan, selain memilah sampah rumah tangga dan composting, dia juga menampung minyak jelantah.
“Saya juga sekarang membina asosiasi pengepul minyak jelantah karena melihat ini menjadi persoalan yang jangka panjang itu membahayakan terutama bagi kota-kota besar,” kata Chozin pada Kamis (28/7/2022) dalam Mimbar Virtual bertema Bahaya Limbah Rumah Tangga.
Minyak bekas ini ternyata laku di pasaran. Di beberapa daerah saat ini tersedia. Masyarakat tinggal menghubungi pengepul untuk mengambilnya langsung di rumah. Harganya tergantung kualitasnya. Bahkan, minyak ini bisa diekspor.
Dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Fitri Khoerunnisa, Ph.D., sependapat bahwa kalau ingin massal, maka bisa seperti yang Chozin sampaikan.
“Tapi, kalau secara komunal, di Jepang, di supermarketnya bisa beli, isinya sebenarnya soda api. Minyak jelantah itu ditambahkan soda api, dicemplungin, yang tadinya cair menjadi padat,” ujar Fitri.
Mengolah Minyak Jelantah
Fitri menambahkan, setelah padat masuk kategori burnable sehingga tidak tumpah ke perairan, tidak mengotori, dan sebagainya.
“Atau kalau mau diolah lagi, misalnya membuat sabun. Dengan catatan harus disaring dulu, cukup pakai arang aktif, aduk aja itu, nanti kotorannya terserap, baru setelah itu tinggal tambahkan pewangi. Minimal untuk cuci tangan,” tambahnya.
Menurutnya, itu cara sederhana kalau yang bisa dilakukan di rumah dalam kondisi parsial.