Saya memang pernah berpikir, bagaimana kalau dalam situasi dan kondisi negeri seperti ini, Gus Dur masih hidup. Situasi dan kondisi serba repot, ibarat sudah jatuh tertimpa Corona.
Satu sikon yang tidak bisa dipastikan secara ilmiah, akademi, atau teori filsafat mana pun. Namun, saya berkeyakinan, mampu dipecahkan oleh kewaskitaan seorang begawan. Tingkat kepandhitaan, yang telah sampai pada kebijaksanaan seorang waliullah, yang titis dan jitu dalam menerjemahkan isyarat langit.
Kerepotan yang melanda semua sendi kehidupan bangsa dan negara; sosial, ekonomi, politik, keamanan, budaya hingga agama. Apakah Gus Dur akan tetap bersabda: begitu saja kok repot.
Bisa jadi juga, mimpi itu dari pikiran.***