Scroll untuk baca artikel
Terkini

Nasib Arsip, Sejarah dan Budaya di Era Metaverse

Redaksi
×

Nasib Arsip, Sejarah dan Budaya di Era Metaverse

Sebarkan artikel ini

“Sehingga, dalam praktik transisinya, perlu benar-benar diawasi,” ujar Stephen.

Sesi kedua dengan tajuk “Enter the Metaverse” ada Aldi Raharja selaku Head of Blockchain Solution dan Joshua Budiman sebagai Head of Meta Space Solutions.

Menceritakan sejarah metaverse, awalnya dibuat untuk lari dari kenyataan. Hanya, bukan untuk meninggalkan realita, tetapi berkegiatan di realitas baru yang lebih menyenangkan guna refreshing.

Sementara Aldi, menyampaikan bahwa metaverse sebenarnya sudah ada sejak dulu. Seperti tahun 2000, sudah ada video game The Sims dan Second Life yang mirip metaverse. Adapun alasan sekarang kembali melejit, yakni karena teknologi sudah lengkap.

“AI canggih, cloud sudah bagus, dan sudah ada blockchain untuk memastikan bahwa aset itu merupakan milik kita. Kalau dulu, aset digital yang diunggah ke sebuah platform, misalnya Facebook, akan menjadi milik platform itu. Kini, dengan adanya blockchain, kita jadi punya hak terhadap aset digital tersebut,” ujar Aldi.

Lanjut ke sesi tiga yang bertajuk Changes and Opportunities bersama Pungkas Riyandi selaku NFT Solution Lead. Darinya, ia menjelaskan bahwa metaverse aman karena sistem blockchain mengamankan aset dari pencurian.

“Contohnya, Asep beli spidol dari Joshua Rp7.500. Kalau di dunia nyata, spidol Asep hilang apabila diambil pencuri,” kata Pungkas  memberi analogi. “Kalau Blockchain, aset dicuri, Asep tetap tercatat sebagai pemiliknya,” tambah Pungkas.

Menyebutkan fungsi ANRI di Nusameta nantinya, menurut Pungkas, bisa sebagai sumber konfirmasi terhadap aset yang ada di dalam metaverse.

“Seperti bila ada Candi Borobudur, maka ANRI bertugas sebagai pengkonfirmasi kebenaran soal informasinya,” kata Pungkas.

Sayangnya, meski menurut Pungkas metaverse itu adalah teknologi menjanjikan, masih belum banyak masyarakat yang belum mengakuinya.

“Masih jadi PR buat kami menyebarkan ke orang-orang yang belum mengerti,” pungkasnya. [rif]