Scroll untuk baca artikel
Terkini

Novi Amalia, Bunuh Diri dan Penyebabnya

Redaksi
×

Novi Amalia, Bunuh Diri dan Penyebabnya

Sebarkan artikel ini

4. Bunuh diri fatalis

Sedangkan pada bunuh diri ini, seseorang merasa tertekan dengan adanya aturan, norma-norma, keyakinan dan nilai – nilai yang ada dalam lingkungan sosialnya. Dia merasa kehilangan kebebasan dalam hubungan sosial tersebut.

Bunuh Diri adalah Pesan dan Ungkapan Perasaan

Bunuh diri bukan tentang mengakhiri hidup atau memutus rantai penderitaan individu. Bunuh diri juga merupakan cara untuk menyampaikan pesan kepada orang – orang sekitar, bahwa individu tersebut  sedang mengalami kesedihan dan menghadapi kesulitan. Dengan menulis pesan di secarik kertas atau tidak sama sekali.

Dia pastinya sadar saat bunuh diri semua orang akan tertuju padanya. Karena kasus bunuh diri selama ini selalu menjadi hal yang sangat menarik bagi kebanyakan orang.

Mengutip artikel berjudul “Jumping and Suicide Perevention” pada suicideninfo.co, ketika seseorang meninggal dengan melompat dari tempat tinggi – sebuah bangunan, tebing, jembatan – pada dasarnya adalah tindakan publik.

Rahasia mereka akan terbongkar dan tragedi mengerikan itu akan menimbulkan banyak persepsi.

Tapi dengan bunuh diri, mereka menyadarkan seseorang untuk lebih peduli pada orang – orang di sekitarnya, khususnya orang – orang yang mereka sayangi.

Mengapa Banyak Orang Bunuh Diri di Ketinggian?

Sebelum Novi Amalia, percobaan bunuh diri juga pernah terjadi untuk beberapa kali di Apartemen Kalibata City. Pada 2013, seorang pria bernama El Risky Yudhistira melompat dari lantai 9 usai menganiaya seorang perempuan di Tower Ebony.

Pada 2018, seorang perempuan bernama Gebi Putri (22) juga terjun dari lantai 8 Apartemen Kalibata City karena cemburu dengan kekasihnya.

Sementara pada tahun 2020, seorang warga negara asing (WNA) asal Bangladesh terjun bebas dari lantai atas Tower Ebony. Akibat tindakannya tersebut, kepalanya pecah dan meninggal dunia.

Tak hanya Apartemen Kalibata City, deretan kasus bunuh diri di bangunan – bangunan tinggi di Jakarta juga pernah terjadi. Misalnya kasus bunuh diri remaja usia 14 tahun di Apartemen Taman Rasuna, Setiabudi dan pria berusia 27 tahun melompat dari lantai 23 Apartemen Ambassador.

Lantas, mengapa banyak orang yang memilih mengakhiri hidupnya dari ketinggian?

Dalam artikel “Jumping and Suicide Perevention” disebutkan beberapa faktor yaitu kemudahan akses, lebih mematikan, mengundang banyak perhatian, dan unik.

Maka, mulailah sekarang untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain, khususnya keluarga, sahabat dan teman. Jangan pernah mengabaikan kondisi seseorang sekalipun. Bisa jadi dia terlihat baik – baik saja, tapi justru sebaliknya. Bisa jadi bagi Anda bukan masalah besar, tapi baginya adalah sesuatu yang besar. Karena setiap orang memiliki perbedaan dalam merespon sebuah masalah.