Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Pakaian Hitam Saat Melayat, Gaya Eropa dan Menurut Islam

Redaksi
×

Pakaian Hitam Saat Melayat, Gaya Eropa dan Menurut Islam

Sebarkan artikel ini

Islam telah mengatur mengenai pakaian hitam dipakai oleh orang ketika melayat, sedangkan kebiasaan pakaian hitam saat melayat adalah kebiasaan orang Eropa yakni di Spanyol

BARISAN.CO – Hari-hari seorang Rina selalu bahagia terlebih kasih sayang suaminya begitu besar padanya sehingga kecintaan Rina pada suaminya tak tergantikan. Kehidupan keluarganya terbilang begitu bahagia, selain kasih sayang yang berlimpah di antara keduanya terlebih kini mereka dikaruniai sepasang anak yang semakin menambah kebahagiaan.

Suami wanita muda itu juga seorang pengusaha yang cukup sukses, tak ayal keluarga Rina di kampungnya termasuk yang paling kaya. Namun rasa bahagia itu seketika diuji oleh Yang Maha Kuasa, suami Rina meninggal dalam kecelakaan tunggal di jalan raya.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Mendapat kabar lelayu itu dari pihak kepolisian, Rina berganti pakaian serba hitam sembari menunggu jenazah suami tercintanya. Setelah kabar itu tersiar melalui pengeras suara masjid kampung, para pelayatpun turut berduyun-duyun bertakziah menuju kediaman Rina.

Seperti sudah menjadi kebiasaan, para pelayat inipun tanpa dikomando juga berpakaian hitam meskipun ada sebagian yang tidak. Seperti halnya pengakuan salah satu relasi bisnis suami Rina yang juga ikut berbusana hitam mengungkapkan, “ini adalah bagian dari simbol duka kami kepada keluarga almarhum,” tuturnya.

Dari petikan kisah di atas, tampaknya sudah menjadi budaya ditengah-tengah masyarakat kita bahwa busana hitam adalah busana yang menjadi simbol ketika seseorang sedang dalam keadaan berduka. Dan tampaknya kebiasaan itu bukan hanya terjadi diperkotaan bahkan juga di pedesaan untuk berbagai kalangan tingkat sosial masyarakat.

Namun sebenarnya apakah busana hitam itu benar simbol duka atau pakaian yang memang dikenakan pada saat berduka? Dan adakah hal tersebut tuntunannya dalam Islam?

Kebiasaan bangsawan eropa hingga busana spiritual

Meski hitam tak selalu terkait kematian. Berbagai tradisi budaya mengartikan hitam secara berbeda. Michel Pastoureau dalam Black: the History of a Color menulis bahwa bangsa Mesir kuno memandang hitam sebagai warna kesuburan, serupa lumpur Sungai Nil.

Hitam juga memiliki konotasi kesucian spiritual. Dalam Seeing through Clothes, Anne Holander menyebutkan tiga ordo Katolik yang mengenakan hitam: baik hitam keseluruhan seperti Ordo Benedictines (abad ke-1) maupun kombinasi hitam-putih Ordo Augustinian (abad ke-13) dan Dominican (abad ke-15).

Ketika Oliver Cromwell, seorang Kristen puritan, memerintah Inggris pada 1653-1658, dia melarang warganya hidup bersenang-senang, termasuk berpakaian warna-warni. Warga perempuan diharuskan memakai gaun hitam panjang yang menutup leher hingga mata kaki, dengan celemek putih dan penutup kepala putih.

Hitam dan dukacita sejak lampau tak terpisahkan. Kebiasaan berbusana hitam dalam perkabungan, menurut Francoise Piponnier dan Perrine Mane dalam Dress in the Middle Ages, berawal dari Spanyol pada abad pertengahan yang kemudian ditiru oleh para bangsawan Prancis dan Inggris.

Salah seorang di antaranya Phillip the Good (Duke of Burgundy) yang bersikeras mengenakan hitam sejak terbunuhnya sang ayah, John the Fearless, pada 1419 hingga akhir masa pemerintahannya pada 1467. Tak hanya itu, kereta kuda, rombongan pengawal, dan kediamannya juga berornamen hitam.

Interpretasi hitam sebagai mode busana dimulai sejak abad pertengahan. “Citarasa Spanyol, dengan akar gaya Burgundi, menyebarkan pengaruhnya ke Eropa, serta diikuti oleh Belanda yang mengadaptasi Spanyol; keduanya sangat terbuka akan keindahan suram warna hitam; walau mereka masih terpaku dengan hitam diselingi sedikit putih di bagian leher,” tulis Holander.

Imam Suyuthi didalam kitabnya “al Awa’il” menyebutkan bahwa orang-orang Mesir memilih pakaian berwarna hitam untuk menunjukkan kesedihan saat berkabung terhadap orang-orang Koptik yang mati pada masa “Diokletianus” dimana sebanyak 180.000 orang-orang Kristen disembelih dalam satu hari kemudian kaum wanita mereka mengenakan pakaian yang berwarna hitam.