Kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 di Denpasar, yang digagas oleh IYCTC bersama ISMKMI dan PSSKM FK Unud, bertujuan membekali pemuda dengan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis untuk melawan hoaks menjelang Pilkada 2024.
BARISAN.CO – Dalam rangka menghadapi penyebaran hoaks yang semakin marak menjelang Pilkada 2024, Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) Daerah Bali dan Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSSKM FK Unud) menggelar Kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0.
Acara yang dilaksanakan di Gedung Timur Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini dihadiri oleh 87 pemuda Denpasar berusia 18-24 tahun, Sabtu (31/09/2024).
Kelas Tular Nalar 3.0 ini merupakan bagian dari program literasi digital yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org.
Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat, terutama generasi muda, mengenali dan melawan hoaks melalui literasi media dan pemikiran kritis.
Kelas ini menyasar pemilih pemula atau first-time voters, dan diadakan di 38 provinsi Indonesia. Sebelumnya, program ini telah dilaksanakan di Kota Jambi dan Medan pada bulan Juli dan Agustus 2024.
Ni Made Shellasih, Program Manager IYCTC, menyatakan pentingnya pelatihan ini untuk membekali pemuda dengan kemampuan berpikir kritis menjelang Pilkada 2024.
“Sekolah kebangsaan ini sangat mendukung tujuan kami mengajak generasi muda berpartisipasi secara inklusif dan signifikan sebagai pemilih pemula,” jelasnya.
IYCTC juga aktif dalam menangkal hoaks, khususnya dalam isu kesehatan seperti misinformasi tentang rokok melalui platform pilihantanpabeban.id.
Acara ini berjalan interaktif dengan peserta dibagi dalam 10 kelompok yang dipandu oleh fasilitator, seperti dijelaskan oleh Adib Zaki Prasetya, Koordinator Wilayah 3 ISMKMI.
“Kami memfasilitasi diskusi dan memberikan materi tentang cara mencegah penyebaran hoaks, terutama yang terkait Pilkada,” ungkapnya.
Untuk mengukur efektivitas program, peserta mengikuti pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pemahaman mereka.
Dalam sambutannya, Ni Made menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam era digital, terutama dalam konteks Pilkada 2024.
“Kami akan terus memberikan pendampingan kepada peserta untuk memastikan mereka konsisten menjadi agen literasi digital yang tangguh,” pungkasnya. []