Scroll untuk baca artikel
Terkini

Penanganan Erupsi Semeru dan Kendala Evakuasi

Redaksi
×

Penanganan Erupsi Semeru dan Kendala Evakuasi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Awan panas guguran, hujan abu vulkanik, dan banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru menimbulkan dampak parah di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, dan Pasirian Kabupaten Lumajang.

Warga Lumajang, korban erupsi Semeru, mengungkapkan rasa trauma dan enggan kembali ke rumah akibat erupsi itu.

Seperti yang dialami Ngatemi, warga Dusun Supit Urang, Desa Sumbersari, mengatakan takut terjadi erupsi susulan yang lebih besar.

Ngatemi dan lima anggota keluarganya menyelamatkan diri menuju lokasi pengungsian.

“Rumah tidak bisa ditempati, semua habis tidak ada tersisa. Tolong pemerintah, tolong cepat, kasihan anak-anak masih kecil, ini sudah yang kedua kali. Kami butuh air bersih, sembako,” katanya dilansir dari BBCNews Minggu (15/12/2021).

Data Korban

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data pada Minggu (5/12), pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Semeru sebanyak 14 orang. Untuk korban luka sebanyak 56 orang.

“Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan tiga orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro,” jelas Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB Abdul Muhari Ph.D dalam Konferensi Pers.

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga melaporkan sebanyak 5.205 jiwa terdampak kejadian sebaran awan panas.

Sampai saat ini BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait jumlah korban terdampak dan perkembangan jumlah orang yang mengungsi menjadi 1.300 jiwa.

BNPB tengah mendata masyarakat yang kehilangan tempat tinggalnya akibat erupsi. Selain rumah, erupsi juga menghancurkan beberapa fasilitas umum seperti sekolah.

Kendala Evakuasi

Sementara itu, evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru terkendala aliran lahar panas dan cuaca. Salah satu relawan, Tyo, mengatakan hingga kemarin sore masih ada korban tewas yang belum dievakuasi.

Perwakilan relawan Tyo menambahkan, pemerintah bersama tim relawan tengah fokus pada proses evakuasi korban dan pembukaan akses jalan. Tenaga evakuasi dan alat pendukung sudah disiapkan. Namun, hingga kemarin (4/12), evakuasi masih terkendala cuaca yang tidak mendukung.

“Sampai jam 10.30 tadi, kami dapat informasi bahwasanya ada satu korban yang masih terjebak. Jenazahnya itu di area aliran lahar itu. Cuma tim evakuator belum berani untuk eksekusi mengevakuasi korban, jenazah korban. Karena laharnya masih mengeluarkan asap, jadi diindikasikan masih panas. Sehingga nggak berani untuk turun ambil jenazah,” ujar Tyo dikutip KBR (05/12/21).

Tyo mendorong pemerintah memperhatikan kebutuhan warga di pengungsian. Sebab, akses air bersih, makanan, hingga popok anak, masih terbatas. 

Status Waspada

Gunung Semeru di Jawa Timur, erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan semburan awan panas. Situasi itu membuat sejumlah warga di sekitar lereng gunung berlarian menyelamatkan diri.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter.

Diperkirakan erupsi atau guguran awan panas kemungkinan besar masih akan terjadi. Pasalnya hingga kemarin (4/12), terjadi dua kali erupsi susulan. Saat ini, status Semeru masih di level II atau waspada. [rif]