Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini

Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial (Bagian 2)

:: A. Ramdani
12 Mei 2022
dalam Terkini
Tanggung Jawab Sosial

Ilustrasi: Unsplash/Ed Us

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Bagaimana mempromosikan tanggung jawab sosial bagi para pendidik? Prinsip pelayanan masyarakat adalah salah satu modal utama menjalankan proses tanggungjawab sosial.

BARISAN.CO – Setiap generasi menghasilkan siswa yang sangat berbeda. Para siswa saat ini menghadapi situasi yang kompleks dan mencerminkan kompleksitas masyarakat kita. Oleh karenanya mereka memiliki kebutuhan yang berbeda, mereka memiliki latar belakang yang berbeda, dan mereka membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan.

Ditambah lagi dengan terjadinya disrupsi dan akulturasi budaya, keterbukaan informasi dan perkembangan teknologi digital.

Hal yang paling substansial dan fundamental menurut saya sekarang adalah bagaimana menciptakan rasa ingin tahu yang luas dalam diri setiap siswa, kemampuan beradaptasi dan memperbarui diri (renewable compentency), tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana  pendidikan membawa mereka ke dunia nyata.

Itu dimulai di dalam kelas. Bagaimana mereka peduli satu sama lain di kelas dapat menentukan bagaimana mereka berfungsi dan merawat komunitas mereka masing-masing.

BACAJUGA

taman siswa

Pendidikan itu Bernama ‘Taman Siswa’

13 Mei 2022
Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial

Pendidik dan Tanggung Jawab Sosial (Bagian 1)

11 Mei 2022

Memengaruhi bagaimana mereka peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka, kemudian mengelaborasi pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki sebagai “tools” menghadapi persoalan dan menyelesaikan setiap permasalahan.

Mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan menjadi “tools” para siswa menjalani kehidupannya

Akar dari tumbuh kembang anak dalam proses pendidikan formal adalah ‘self knowledge’.  Saya berpendapat seperti itu karena beberapa alasan;

Pertama; pengenalan terhadap diri sendiri membentuk pemahaman yang utuh tentang peran seseorang di lingkungannya berdasarkan  perkembangan dirinya, di sekolah atau di rumah. Orang dewasa harus memberikan pemahaman yang jelas dan obyektif tentang jati diri seorang anak. Kemudian memberikan pijakan yang sesuai usia menuju pengenalan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Kedua; memahami jati diri, keberadaannya di tengah keluarga dan masyarakat membentuk visi kehidupan yang realistis. Selanjutnya orang dewasa memberikan kerangka berpikir logis, dan mengajak setiap anak bebas berpikir, mengoptimalkan segala kemampuannya, dan mengembangkan kesukaannya menjadi sesuatu yang memberi dampak positif; bagi dirinya dan lingkungan sosialnya.

Ketiga; pemahaman akan diri sendiri meliputi akar budaya dan kesadaran akan kewarnegaraan – citizenship, di mana itu akan memberikan kerangka pemikiran atau paradigma yang utuh tentang eksistensi diri. Selanjutnya melakukan adaptasi terhadap perkembangan sosial dan budaya secara global tanpa mengeliminir kerangka besar tadi.

Bagaimana mempromosikan tanggung jawab sosial bagi para  pendidik?

Prinsip pelayanan masyarakat adalah salah satu modal utama menjalankan proses tanggungjawab sosial. Institusi pendidikan, para pendidik, para pemangku kebijakan memiliki kepentingan terhadap publik.

Atau paling tidak kehidupan publik erat kaitannya dan beririsan dengan berbagai aktifitas yang diselenggarakan secara formal ataupun informal di dalam lembaga pendidikan, mulai dari rumah, lingkungan, hingga sekolah.

Tanggung jawab sosial yang dipromosikan ini adalah bagaimana kita mempersiapkan dan mendirong para tenaga pendidik kita untuk memahami dan bekerja secara efektif dengan siswa dalam ekosistem akademik.

Selanjutnya nilai kesetaraan, keterlibatan, peran aktif diintegrasikan dengan tujuan setiap pembelajaran.

Warga negara yang berpendidikan adalah warga negara yang terlibat. Maksudnya setiap warga megara memiliki kesadaran akan perannya terhadap kelangsungan hidup masyarakat bangsa ini. Negara ini didirikan atas pentingnya pendidikan dan kontribusi banyak orang.

Maka dari itu akar kita dalam demokrasi harus tertanam dan dibangun ke dalam dinding dan pondasi sistem pendidikan.

Pendidik memiliki kekuatan untuk merancang dan menciptakan kapasitas individu untuk melihat dunia secara lebih luas. Dengan demikian, apa yang perlu dilakukan saat kami adalah mendorong terciptanya semangat kerja para  pendidik yang terus menekankan pembelajaran dan dampaknya pada individu, tanpa melupakan dampak individu itu pada masyarakat.

Kontekstualisasi kurikulum ajar terhadap fenomena sosial dirancang oleh para pendidik lewat ragam program kegiatan yang relevan serta kontekstual.

Sekedar contoh sederhana, bagaimana seorang pendidik merancang pembelajaran IPS dan Pendidikan Agama.  Ini bisa dimulai lewat desain pembelajaran yang menjadikan permasalahan umum di masyarakat sebagai bahan diskusi kritis lewat pertanyaan inti sebagai rancangan awal pembelajaran.

“Apa itu sikap beragama dalam kehidupan sosial?”

“Mengapa kita perlu menghormati orang lain, meski berbeda agama dengan kita?”

Dari pertanyaan pembuka tersebut, guru memfasilitasi tanya jawab tentang permasalahan sosial yang mereka ketahui. Kemudian merancang tujuan pembelajaran dari pemahaman para siswa, dan meramcang model penilaian untuk mencapai tujuan tersebut.

Dari rancangan itu baru kemudian, guru membuat rencana kegiatan pembelajaran yang relevan sesuai kondisi para murid. Dan mengajak setiap siswa mendapatkan hubungan yang terkoneksi dari setiap pemahaman materi dengan jawaban atas pertanyaan diskusi di awal. Dari situ pendidik mengajak siswa melakukan refleksi atas pencapaian sesuai dengan tujuan pembelajaran.

“Sebagai orang yang beragama, sikap apa saja yang harus dipahami dan dijalani dalam hidup bermasyarakat?”  

“Apa rencana kamu untuk malakukan itu secara individu atau bersama kelompok?”

Di sesi akhir dari sekian rangkaian pertemuan pembelajaran, seorang tenaga pendidik punya peran strategis dalam membentuk rasa tanggungjawab sosial seluruh siswa. Ini yang jarang dijadikan semacam capaian utama keberhasilan sebuah kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Refleksi pembelajaran adalah kunci utama setiap siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya yang didapat dari proses pendidikan, kepada tujuan belajar dan eksistensi diri sebagai bagian dari ‘citizen’ bangsa ini. Masyarakat yang intoleran, acuh, apatis, terbentuk dari individu-individu yang egois, tidak paham permasalahan lingkungan.

Transformasi pengetahuan jadi sikap dan perilaku positif adalah output yang paling diharapkan dari setiap proses pendidikan oleh seluruh tenaga pendidik. Karena mereka memikul tanggungajwab sosial tersebut. Yang mereka rancang sejak di ruang kelas. [Luk]

Editor: Lukni
Topik: PendidikanPengajar
A. Ramdani

A. Ramdani

Praktisi pendidikan | Founder School for Parents

POS LAINNYA

ekspor beras DKI Jakarta
Terkini

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022
Indikator Ekonomi

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya
Ekonomi

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit
Ekonomi

Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

20 Mei 2022
ekspor minyak goreng
Terkini

Jokowi Putuskan Buka Ekspor Minyak Goreng Mulai 23 Mei 2022

19 Mei 2022
Belanja Negara (Rp Triliun), 2000-2022
Indikator Ekonomi

Belanja Negara (Rp Triliun), 2000-2022

19 Mei 2022
Lainnya
Selanjutnya
Ekonomi Indonesia Berisiko Tumbuh di Bawah Lima Persen

Ekonomi Indonesia Berisiko Tumbuh di Bawah Lima Persen

Hasil tidak akan mengkhianati usaha

Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha? Ini Penjelasannya

TRANSLATE

TERBARU

ekspor beras DKI Jakarta

Peristiwa Bersejarah, DKI Jakarta Ekspor Perdana Beras ke Arab Saudi

20 Mei 2022
Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

Polusi Membunuh 9 Juta Orang di Dunia Tiap Tahunnya

20 Mei 2022
Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

Surplus/Defisit (Rp Triliun), 2000-2022

20 Mei 2022
berharaplah kepada allah

Berharaplah Kepada Allah, Hati Jadi Tenang

20 Mei 2022
Fakta-fakta Seputar Minyak Goreng Curah yang Batal Dilarang Penjualannya

Ekspor Kembali Diizinkan Meski Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Bukti Ketidakbecusan Menteri Jokowi

20 Mei 2022
Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

Larangan Ekspor CPO Dicabut, Harga Sawit Langsung Melejit

20 Mei 2022

SOROTAN

Kasus Ruhut Sitompul
Opini

Kasus Ruhut, Waktu yang Tepat Rekonsiliasi

:: Yayat R Cipasang
16 Mei 2022

Kasus Ruhut Sitompul

Selengkapnya
Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

Penyakit Mulut dan Kuku Kembali Mewabah Gegara Tergiur Impor Ternak Murah

11 Mei 2022
Ganjar Little Jokowi

Ganjar Little Jokowi, Untung atau Buntung?

8 Mei 2022
politik kadal gurun

Kisah Kecebong, Kampret dan Kadal Gurun

6 Mei 2022
Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

Benarkah Bule Itu Pasti Kaya? Tidak!

5 Mei 2022
Kesalehan Sosial dan Islamophobia

Jilbab, Kesalehan Sosial dan Islamophobia

1 Mei 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang