Pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan alam sebagai media belajar. Alam sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar anak
BARISAN.CO – Seorang anak kecil mengejar kupu-kupu yang baru saja hinggap di pohon bunga yang tumbuh di halaman sekolah. Warnanya kuning dan biru menyala di pinggiran sayapnya yang hitam. Setiap kali dirinya mendekat dengan kupu-kupu itu, dan mulai akan menangkapnya, kupu-kupu terbang lagi.
Di kelas ia menceritakan itu kepada Ibu guru, mukanya berbinar, ia bertanya banyak hal tentang kupu-kupu tersebut. Membuat sang guru tersenyum tatkala mendengar bahwa esok ia akan minta Ayahnya membuatkan kandang kupu-kupu di rumah.
Dalam hal experience belajar yang bermutu, Anak-anak kecil mendapat manfaat dari interaksi dan pengalaman bermainnya dengan alam. Secara perkembangan emosi dan motorik, aktivitas di alam sangat bermanfaat dalam proses perkembangan kognitif, afektif dan juga psikomotor.
Beberapa ahli berpendapat bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di alam memiliki tingkat depresi, keterlambatan, dan penyakit lain yang lebih rendah. Penelitian telah menunjukkan bahwa alam, kebun, ruang hijau di sekitar sekolah secara signifikan memprediksi kinerja siswa di sekolah, termasuk nilai dan tingkat kelulusan. [1]
Dengan menjadikan aktivitas alam sebagai bagian dari “silabus” pembelajaran, guru bukan saja memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi siswanya, namun juga membuat prinsip pendidikan teralokasi dengan baik untuk mendukung pertumbuhan kognitif, afektif, dan psikomotor anak.
Oleh karenanya, pembelajaran sebaiknya terintegrasi dengan pengalaman belajar bersama alam, lingkungan sekitar, masyarakat secara umum. Dengan kata lain, sekolah yang baik adalah yang bisa memfasilitasi pengalaman belajar atau pembelajaran berbasis alam bagi peserta didiknya.
Prinsip Memanfaatkan Alam Sebagai Media Belajar
Berikut ini prinsip-prinsip berbasis alam yang perlu dipahami para pendidik:
- Terjadi di setiap ruang terbuka, termasuk ruang hijau perkotaan, taman bermain, hutan, anak sungai, padang rumput, pegunungan, garis pantai, dan area lingkungan sekolah yang relevan dengan tema pembelajaran.
- Adalah proses berkelanjutan dari sesi reguler dan berulang di area luar, mendukung anak-anak untuk mengembangkan hubungan timbal balik dengan alam, dengan bumi, dan pemahaman tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari dunia alami.
- Memandang anak-anak dan remaja sebagai pembelajar yang kompeten, ingin tahu, dan cakap.
- Dipimpin oleh pendidik yang berbagi kekuatan dengan peserta didik melalui metode pengajaran dan pembelajaran berbasis permainan, project, dan pendekatan inkuiri.
- Menghargai permainan anak-anak — diarahkan sendiri, dipilih secara bebas, termotivasi secara intrinsik — dengan sendirinya.
- Memandang permainan berisiko sebagai bagian integral dari pembelajaran anak-anak dan perkembangan yang sehat, dan difasilitasi oleh pendidik yang berpengetahuan dan berkualitas yang mendukung anak-anak dan remaja untuk bersama-sama mengelola risiko.
- Mengandalkan bahan alami yang fleksibel untuk mendukung permainan dan pembelajaran yang terbuka dan kreatif.
- Menghargai proses lebih utama daripada hasil.
- Membangun hubungan timbal balik dengan berbagai komunitas, pegiat konservasi alam di daerah lokal ataupun di luar negeri melalui jalur komunikasi berbasis internet.
- Praktik, kebijakan, dan program mencerminkan dan memprioritaskan pembangunan komunitas yang terlibat, sehat, bersemangat, dan beragam melalui pertimbangan akses dan kesetaraan dalam keputusan dan tindakan setiap individu.
Proses belajar berbasis alam boleh dikatakan sebagai satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari rangkaian proses belajar mengajar. Bahkan sekolah sebaiknya memfasilitasi lingkungan dan sarana belajar dengan tata letak dan lingkungan yang asri, memiliki banyak pohon dan area bermain hijau.
Selain memberikan suasana belajar yang menyenangkan, sehat, juga mencerminkan kepedulian yang utuh dunia pendidikan dengan isu global tentang pelestarian alam. Termasuk di dalamnya aturan yang mengarahkan kepada aksi mengurangi sampah plastik, mengurangi polusi dan pencemaran air.
Pendidikan dan pembelajaran berbasis alam memberikan kesempatan penting bagi siswa untuk terlibat dalam isu-isu dunia nyata yang melampaui dinding kelas. Mereka dapat melihat relevansi pembelajaran mereka dengan masalah lingkungan kompleks yang dihadapi planet kita, dan mereka dapat memperoleh keterampilan yang mereka perlukan untuk menjadi pemecah masalah yang kreatif serta kepedulian yang kuat.
Dengan populasi dunia pada tahun 2030 yang diperkirakan berjumlah 7 miliar, akan menuntut sumber daya dua kali lebih banyak dari yang dapat disediakan oleh planet ini, membutuhkan kemampuan pemecahan masalah yang kreatif. Pendidikan yang terintegrasi dengan lingkungan secara baik membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mengatasi tantangan lingkungan yang kompleks di abad ke-21. [Luk]
[1] https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0169204615002571