Esai

Politik Gofud Mahfud

Eko Tunas
×

Politik Gofud Mahfud

Sebarkan artikel ini
politik mahfud md
Mahfud MD/Foto: fb mahfud md

SAAT dideklarasikan sebagai cawapres Ganjar PDI-P, Mahfud Md mengenakan baju warna hijau bermotif batik, mirip seragam pelayan restauran Padang. Itu mungkin sebabnya, simpatisan nyemoni pasangan Ganjar-Mahfud dengan Gofud. Itu go food, pelayanan makanan melalui ojek on line.

Warna hijau mungkin isyarat politik, bahwa Mahfud orang NU, yang tentu punya basis ummat Nahdiyin. Tapi mengapa ada motif batik Nusantara yang bentuknya mirip selendang. Mungkin ia mau mengatakan, di ranah NU dia adalah NU bagian Nusantara yang bukan sekadar NU Jawa.

Semacam isyarat atau pertanyaan, mungkin secara elektoral dia kalah dengan NU PKB Muhaimin di basis NU Jawa Tengah. Atau di Jateng kalah populer dengan nama walikota milenial Gibran Rakabuming Raka. Tapi secara NU Nusantara dia berani bertaruh secara popularitas maupun elektoral.

Begitu kira-kira logika Gofud. Sebagaimana restauran Padang bisa jadi kalah populer di Jawa oleh keberadaan gudeg apalagi warteg. Namun secara elektoral, restauran Padang lebih merajai se Nusantara. Kalau nggak percaya, di mana pun Anda berada, gofudlah, maka Mahfud siap sedia melayani masyarakat se Nusantara.

Tapi, sebentar, model restauran Padang macam manakah Mahfud. Yang banyak piring lauk-pauk, dan Anda harus jeli, sebab meski diambil sepotong-sepotong sudah dihitung per-piring. Lihat saja petugas penghitung dengan nota di tangan yang bikin kita deg-degan.

Atau Mahfud jenis restauran Padang yang hitungannya sudah ala warteg, tinggal pilih lauk mana yang Anda inginkan. Bahkan ada restauran Padang yang menulis label murah. Di Tegal ada warung Padang yang memasang harga Rp 10 ribu sudah pakai daging rendang.

Di Nusantara masih berlaku tiga jenis nasi Padang, baik yang menggunakan label restauran atau pun warung. Restauran yang untuk kalangan atas, menengah, atau warung merakyat. Nah, Mahfud dari jenis yang mana. Anda bisa menginofasi dari karakter dan karier Mahfud.

Kariernya di pemerintahan dibilang lengkap. Dia pernah di eksekutif, legislatif, yudikatif. Bahkan keberaniannya menegakkan hukum membuat dia mendapat sebutan, Pendekar Hukum. Tentu dari karier ini, dia dari jenis restauran Padang yang bikin deg-degan para koruptor.

Bahkan dalam pidato singkat pencawapresannya dia menegasi: kalau hukum menegakkan keadilan, maka separo persoalan negara terselesaikan. Tak salah Megawati menahbiskannya sebagai cawapres, disamping kandidat lain yang tidak memiliki logika Go Food.

Itu sebabnya, Mahfud Gofud juga tampaknya dari jenis Padang menengah dan warung Padang merakyat. Sebab apalagi yang ditunggu masyarakat menengah dan bawah, kalau bukan warung politik yang berkeadilan. Menu besar yang memang ditunggu rakyat, untuk memberantas laku korupsi di semua jenis kuliner politik ekonomi.

Tampaknya itu dijanjikan oleh Mahfud, usia pendaftaran resmi Gofud di KPU. Dia tidak lagi menggunakan baju mirip seragam restauran Padang. Melainkan mengenakan baju putih, yang sebutlah bermakna putih suci. Lebih dari itu, itulah baju putih yang dulu disiapkannya kala dia pernah dicalonkan sebagai cawapres Jokowi, namun gagal.

Itulah pesan politik gofud Mahfud, bahwa waktulah pada gilirannya yang menentukan. Semacam syukur kepada Sang Pemilik Waktu. Itulah sebabnya, janji yang dinegasikan Gofud adalah, percepatan menegakkan hukum berkeadilan menuju Indonesia maju. Semacam ojol Gofud yang sat-set, begitulah kira-kira.