Teramat santer soal kabar belakang layarnya, bahwa RK yang sebenarnya sangat kuat di Jawa Barat bersedia digeser ke Jakarta asalkan Anies tidak mencalonkan diri.
Artinya memang RK mau maju di Jakarta asalkan Anies didepak dulu dari bursa pencalonan. Partai Gerindra yang sangat berkepentingan untuk mencalonkan kadernya Dedi Mulyadi di Jawa Barat mengatur strategi dengan membangun koalisi jahat demi manghalau Anies dari mencalonkan diri di Jakarta.
Singkat cerita, skenario itu berjalan, Anies gagal mencalonkan diri dan RK diusung melalui koalisi gemuk ke Jakarta.
Jika RK atau paslon 01 adalah salah satu aktor utama yang menghalangi Anies mencalonkan di Jakarta, apatah kemudian Anies harus mendukungnya RK di Jakarta?
Plus, di kemudian hari, setelah RK sungkem ke pangkuan Jokowi di Solo, Jokowi memberikan endorsement dan bahkan turun gunung mendukung Paslon 01.
Adalah tak masuk di akal jika Anies harus mendukung Paslon yang dibekingi oleh Mulyono, bukan? Bukankah selama ini ia yang jadi sumber masalah rusaknya demokrasi di negeri ini?
Jadi, akan jauh panggang dari api mengharapkan Anies mendukung Paslon 01.
Bagaimana jika Anies mendukung Paslon 02? Tak perlu banyak dibahas, semua sudah tahu, sedari awal Paslon ini memiliki cacat prosedural. Ini adalah Paslon boneka, paslon jadi-jadian.
Penggunaan 700.000 KTP disinyalir hasil manipulasi. Banyak pemilik KTP protes karena namanya dicatut dan didaftarkan sebagai pengusung.
Lucunya, KTP Abdillah baswedan yang adalah adik kandung Anies Baswedan juga dicatut sebagai salah satu yang dimasukkan dalam 700.000 KTP pendaftaran itu.
Sebenarnya Anies bisa memilih untuk netral, tidak berpihak kepada salah satu Paslon. Tetapi bukankah itu yang diharapkan oleh Paslon 01?
Jikapun Anies tidak bisa mendukung 01, minimal bisa netral. Kenapa? Dengan netral akan menguntungkan Paslon 01, karena berarti tidak akan banyak Anak Abah yang bergerak untuk Paslon 03. So, Anies netral artinya sama saja dengan Anies mendukung Paslon 01, bukan?
Ihwal Anies Mendukung Pram-Doel
Keputusan berlabuh dan mendukung Paslon 03 Pram-Doel tentu telah melalui proses pertimbangan matang dan memperhitungkan segala aspek.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan dibalik dukungan Anies kepada paslon 03. Selama masa ‘belum memutuskan’, Anies sebenarnya mengamati, mana-mana diantara Paslon yang visi-misi dan janji-janjinya layak untuk didukung.
Nyatanya, dari kampanye-kampanye yang dilakukan oleh setiap paslon, yang secara eksplisit komitmen melanjutkan program-program pro-rakyat Anies Baswedan adalah paslon 03.
Paslon 03 menunjukkan komitmen pada paradigma pembangunan yang berpihak pada rakyat kecil, inklusif, keberlanjutan, dan berwawasan lingkungan.
Paslon 03 bahkan berani membuat kontrak politik dengan kampung-kampung yang dulunya pernah ditata oleh Anies Baswedan seperti Kampung Bayam, Tanah Merah, dan sebagainya.
Bandingkan dengan tawaran program dari paslon 01 yang diantaranya akan membangun Giant Sea Wall (bendungan raksasa di laut), yang tiada lain adalah reklamasi.
Program ini seperti ‘melawan’ Anies, karena saat menjabat sebagai gubernur justru Anies yang menyetop reklamasi. Giant Sea Wall adalah program konstruksi rakasa yang tentunya akan menguntungkan pemain proyek besar namun memiliki dampak ekologis jangka panjang yang merusak.
Pantai utara Jakarta akan dikepung dengan kubangan limbah air raksasa yang bisa menyebabkan berbagai dampak kerusakan lingkungan dan manusia.
Deklarasi dukungan Anies ke Paslon 03 dilakukan sehari setelah Jokowi turun gunung dan terang-terangan kampanye untuk Paslon 01. Ini seperti sebuah pesan oleh Anies, dirinya all-out mendukung Paslon 03 sebagai bentuk perlawanan terhadap Mulyono, bersama dinasti dan sekutu oligarkinya.