Dengan alokasi Rp 85 miliar untuk penanganan rob di tahun 2025 dan realisasi hanya 42% hingga Juni, kapasitas Pemda sangat terbatas. Aksi Istighosah ini menjadi sinyal keras atas ketidakpuasan warga dan menjadi ujian politik menjelang Pilkada.
Pemerintah pusat (Pempus), yang memiliki kapasitas koersif dan anggaran terbesar, kemungkinan akan merespons selektif. Intervensi berupa kunjungan pejabat tinggi dan janji percepatan proyek strategis seperti Tanggul Laut Demak menjadi strategi untuk menciptakan harapan rasional (rational expectation) sekaligus menekan industri melalui jalur informal dan politik.
Dalam kerangka permainan berulang (repeated game), hasil dari aksi 15 Juni ini akan menentukan titik keseimbangan berikutnya
“Jika aksi ini gagal memicu komitmen nyata dari semua pihak, maka masyarakat bisa memperkuat strategi konfrontasi di masa depan. Namun jika berhasil membangun kepercayaan dan kolaborasi, maka dapat terbentuk forum multipihak untuk solusi jangka panjang yang lebih adil dan berkelanjutan,” jelasnya.
Selain itu, Ihsan juga berharap terhadap peran media sebagai media penghubung untuk turut serta mensyuarakan kegelisahan warga demak atas rob dan banjir.
“Peran media yang intensif dan sentimen publik yang kuat, aksi ini mampu memaksa perubahan permainan dari zero-sum menjadi positive-sum. Demak hari ini tidak hanya menjadi simbol bencana, tetapi juga medan uji bagi etika korporasi, kapasitas negara, dan solidaritas masyarakat sipil,” tutupnya. []