Scroll untuk baca artikel
Terkini

Sian Heder Cetak Sejarah, Film Buatannya CODA Raih Penghargaan Oscar 2022

Redaksi
×

Sian Heder Cetak Sejarah, Film Buatannya CODA Raih Penghargaan Oscar 2022

Sebarkan artikel ini

Sian Heder, penulis dan sutradara asal Amerika yang mencetak sejarah dalam penghargaan Oscar 2022 berkat karyanya berjudul CODA.

BARISAN.CO – Hari ini (28/3/2022) penulis dan sutradara asal Amerika Sian Heder mencetak sejarah. Film buatannya, CODA atau Child of Deaf Adults meraih penghargaan di Academy Award (Oscar) 2022. Ia teriak histeris ketika Liza May Minneli menyebut CODA sebagai pemenang piala Oscar untuk kategori film terbaik atau best picture.

Kemenangan CODA dalam ajang penghargaan tertinggi insan perfilman di Amerika Serikat ini sebenarnya telah diprediksi. Meskipun banyak juga yang mengunggulkan The Power of the Dog, karya Jane Campion.

CODA memang bukanlah film populer. Biaya produksinya bahkan hanya $10 juta saja. Para pemainnya bukanlah aktris dan aktor terkenal. Emilia Jones, pemeran utama dalam film tersebut merupakan aktris baru di dunia perfilman box office. Meski selebritis muda, ia sangat berbakat. Buktinya dalam film CODA, Emilia tak hanya pandai barakting namun juga bernyanyi.

Karena multi talenta itulah, Emilia digadang – gadang akan menjadi aktris terkenal di masa depan.

Nampaknya Sian Heder sangat jeli melihat siapa yang cocok dalam memerankan filmnya itu. Semua pemain sangat pandai dalam memerankan perannya masing – masing. Sian Heder juga terlihat idealis dengan mengajak aktris dan aktor dari komunitas tunarungu. Mereka adalah Troy Kotsur, Daniel Durant, dan Marlee Matlin.

Berkat perannya dalam CODA, mereka juga kerap mendapat beberapa penghargaan, seperti dalam Screen Actor Guild (SAG) Award 2022 pada 27 Februari lalu. CODA memboyong enam piala sekaligus. Bahkan hari ini Troy Kotsur membawa pulang piala Oscar di kategori Pemeran Pendukung Terbaik.

CODA sendiri merupakan film yang mengangkat kisah keluarga tunarungu. Ruby Rossi atau Emilia Jones menjadi satu – satunya yang mampu mendengar dalam keluarga. Uniknya Ruby memiliki bakat menyanyi. Karena keluarganya yang tunarungu, Ruby sering diejek teman – temannya. Karena itulah ia malu untuk menunjukkan bakatnya.

Ruby juga jadi jembatan keluarganya yang tuli dengan dunia yang tak ramah dengan kondisi disabilitas. Pada akhirnya Ruby mengalami pergolakkan batin ketika harus menggapai impiannya.

Ada banyak pesan dari film ini. Sien Heder ingin menyampaikan ke dunia tentang kehidupan komunitas tunarungu dan bagaimana seharusnya kita memperlakukan mereka. Meski begitu, Sien Heder tidak terkesan menggurui.

Sien Heder tidak mengeksploitasi kondisi keluarga Ruby yang tunarungu demi menarik perhatian penonton. Justru sebaliknya, ia mempertontonkan kehangatan keluarga meski berada dalam keterbatasan. Keluarga itu juga terlihat seperti keluarga pada umumnya.