“Mungkin ini agak sedikit membingungkan orang Indonesia karena di Indonesia mata uang kita namanya rupiah, satuannya pun namanya rupiah. Peredaran mata uang di China relatif sangat ketat, mereka punya kebijakan moneter yang cukup kompleks untuk hal tersebut dan apakah printing money yang membangun Cina? Ga sesimpel itu, kalau ternyata itu benar efektif, maka semua negara akan melakukan hal tersebut untuk membangun negaranya, maka ga akan ada negara yang miskin buat saja dua mata uang,” lanjutnya.
Lalu, apa yang membuat China bisa maju seperti sekarang? Begini penjelasan Ferry.
China itu sebelum tahun 1978 ekonominya sangat terbenam, mereka bukan negara yang kaya, bahkan dibilang negara yang kumuh. Reformasi ekonomi pun mulai dilakukan pada tahun 1978 dan diberlakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama meliputi dekolektivitasi agrikultur yaitu keterbukaan terhadap investasi asing dan pemberian izin bisnis kepada wiraswasta. Namun, sebagian besar dari industri masih dipegang pemerintah karena ekonomi China waktu itu masih sangat-sangat tertutup.
Reformasi tahap kedua dilakukan pada awal 1980-an meliputi privatisasi, pengkontrakkan industri-industri yang dimiliki negara, pencabutan kontrol harga, kebijakan protektonis, dan regulasi walaupun monopoli negara masih ada di beberapa bidang seperti minyak selama reformasi sektor swasta belum berkembang pesat dan mencakup 70% produk domestik bruto (PDB) di China.
“Bisa kita bilang keberhasilan kebijakan ekonomi China memicu perubahan besar dalam masyarakat itu sendiri, program perencanaan pembangunan pemerintah berskala besar telah mengurangi kemiskinan, tetapi kesenjangan pendapatan semakin melebar. Itulah kenapa China berkembang dengan pesat, jadi ga sesimpel printing money menggunakan dua mata uang, dan miracle happen karena kalau ekonomi sesimpel itu, dulu ga perlu sekolah lama-lama dan tinggi-tinggi kita dan untuk mencontohkan hal tersebut itu butuh waktu yang lama, keseriusan yang luar biasa, dan jelas butuh dedikasi yang tinggi,” celetuk Ferry.
Hal itu, sebenarnya ini sudah ditanyakan Akbar Faizal bahwa inflasi ini bisa terjadi dengan cepat, perubahan harga itu bisa sangat dinamis dan ketika sekumpulan barang itu mengalami kenaikan harga bersamaan dalam waktu begitu cepat inflasi pun akan terjadi, jelasnya.
“Belum lagi kita bicara soal bagaimana uang itu dikelola, sumber daya, di sini gue ga bilang ini mustahil, tapi kita bisa lihat keberhasilannya punya rate yang rendah, tapi risikonya punya rate yang sangat tinggi. Jadi, gue kira ini sangat mudah untuk dicerna oleh logika kita semua di mana kita tidak bisa semata-mata mengatakan inflasi itu terjadi karena pertukaran antara mata uang,” tuturnya.