Kegiatan ini berhasil mendobrak stigma masyarakat mengenai anak Punk yang dianggap sebagai biang onar, pembuat kerusuhan, pengganggu, dan stigma buruk lainnya
BARISAN.CO – Street Punk menggelar aksi kegiatan sosial berupa membagikan barang gratis berupa sembako, pakaian layak pakai, makanan siap saji, buah-buahan, camilan, berbagai minuman, dan cukur rambut gratis.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh beberapa penampilan musik dari para pengunjung. seniman, dan musisi dari Add Percussion.
Gelar kegiatan sosial Street Punk disambut baik beberapa kelompok dan komunitas lain. Mahasiswa Pecinta Alama yang ada di kota Salatiga mempelopori kegiatan cabut paku dan bersih-bersih sampah visual.
Selain dari komunitas Punk, aksi ini juga melibatkan beberapa komunitas dan organisasi di Salatiga. Adapun diantaranya FPPI Salatiga (Front Perjuangan Pemuda Indonesia), IBS (Insan Berbagi Salatiga), IOF Salatiga (Indonesian Offroad Federation).
SBC (Salatiga Blues Club), SARU (Salatiga Reggae Unite), Salatiga Peduli, MAPALA MITAPASA, MAPALA MAHESAPALA. Juga, Omah Owah, dan SeBUMI (Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia).
Pegiat Omah Owah, Febriansyah Rifqi mengatakan gerakan pasar gratis ini sebagai bentuk minimalis dari Nusantara, yang mana berasal dari berbagai kelompok yang berbeda akan tetapi bisa berkumpul bersama dan menciptakan sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat.
“Gerakan ini juga sebagai bukti bahwa teman-teman Punk sebenarnya bukanlah orang jahat yang harus didiskriminasi. Terbukti dalam gerakan positif ini teman-teman Punk juga berperan besar,” ujar Febri kepada Barisanco, Kamis (3/11/2022).
Pengunjung Pasar Gratis, Rosana mengatakan kegiatan ini menunjukkan adanya kepedulian antar masyarakat meskipun tanpa adanya intervensi dari pemerintah. Kegiatan ini menunjukkan kepada pemerintah setempat bahwa sebenarnya banyak sekali masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
“Saya sangat senang sekali dan bangga dengan adanya kegiatan ini. Dan semoga pemerintah lebih evaluasi diri agar bisa lebih terbuka dan lebih peduli terhadap rakyatnya,” imbuh Rosana.
Stigma Anak Punk
Aksi kegiatan sosial Street Punk dibuka pada Sabtu, 29 Oktober 2022 di Selasar Kartini atau di depan Fakultas Bahasa dan Seni UKSW.
Diawali dengan aksi cabut paku dan bersih-bersih sampah visual pada pukul 13.00 WIB. Aksi komunitas Punk dan mahasiswa ini mengundang antusias yang besar dari masyarakat sekitar. Acara dipadati kaum muda, anak-anak hingga orang tua turut andil memeriahkan kegiatan pasar gratis.
“Dari kegiatan ini dapat menjadi peringatan bagi masyarakat Salatiga khususnya, bahwa sebenarnya banyak sekali orang-orang di sekitar mereka yang membutuhkan bantuan antar sesama masyarakat,” ujar Febri dikutip dari media Al-Qidam.
Lebih lanjutkan mengatakan, mereka yang tergolong masyarakat miskin dan rentan miskin. Dari kegiatan ini banyak sekali masyarakat yang bahagia karena terbantu dalam memenuhi beberapa kebutuhan pokok seperti sembako dan pakaian layak pakai.
“Kegiatan ini berhasil mendobrak stigma masyarakat mengenai anak Punk yang dianggap sebagai biang onar, pembuat kerusuhan, pengganggu, dan stigma buruk lainnya,” terang Febri
Karena memang terbukti dalam kegiatan ini teman-teman Punk juga berperan besar dalam terlaksananya kegiatan pasar gratis ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk ruang konsolidasi sosial bagi masyarakat Salatiga agar mereka bisa saling memahami dan tolong menolong antar sesama masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya kesadaran dalam menjaga lingkungan. [Luk]