BARISAN.CO – Memperoleh gratisan atau hanya sekedar memperoleh info ada gratisan, ternyata mampu menimbulkan kesenangan tersendiri bagi kebanyakan orang, tanpa memandang status sosialnya. Seakan-akan, rasa itu muncul secara alamiah, dan siapa saja rasanya sayang untuk melewatkan kesempatan gratisan itu.
Tapi, jangan sampai kelewatan, apa-apa ingin serba gratis. Sebab, mental gratisan dapat menghambat kesuksesan kita lho.
Pertama, orang yang suka mendapatkan apapun dengan cara gratisan sebetulnya sedang menempatkan dirinya sebagai orang yang kekurangan atau tidak mampu, sehingga ia mengharapkan gratisan.
Kedua, menempatkan diri sebagai orang yang berkekurangan dan tidak mampu ternyata mempengaruhi vibrasi aura yang memancar dari tubuh kita menjadi aura negaif.
Pendekatan Revolusioner untuk Meraih Kesuksesan
Dalam buku “Give and Take”, Adam Grant menjelaskan cara unik yang anti-mainstream untuk meraih kesuksesan, yakni jadilah pemberi dan jangan menjadi penerima. Sebab, orang sukses adalah orang yang berkecukupan bahkan berlebih, sehingga ia tidak merasa kekurangan. Sebaliknya, apabila kita masih menengadahkan tangan ke pemberi, maka tandanya kita belum layak untuk menjadi orang sukses.
Maka, maksud Adam untuk menjadi seorang yang sukses adalah dengan menjadi “tangan yang diatas” adalah cara untuk meningkatkan “value” diri kita sekaligus bermanfaat bagi orang lain.
Jadi, dengan kunci sukses yang Adam Grant bagikan itu, maka sudah waktunya untuk kita melatih diri untuk tidak menjadi “tangan yang dibawah”. Tapi bergeser menjadi si pemberi. Berhati-hatilah ketika muncul keinginan untuk mendapatkan apa-apa dengan tanpa mengorbankan sesuatu atau gratis, karena itu tandanya kita adalah si penerima.
Mulai Darimana?
Lantas, apakah harus menjadi kaya terlebih dahulu untuk berbagi dengan orang lain? Tentu tidak. Jangan menunggu kaya untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Tapi, justru sebaliknya, dengan berbagi kita akan menjadi kaya, baik itu kaya harta, kaya hati, atau kaya ilmu. Sayang sekali, banyak orang tidak menyadari hal ini.
Adam mengajarkan untuk menjadi pemberi tidak perlu melakukan pengorbanan yang luar biasa. Tapi. lakukan dengan yang paling sederhana, yakni bertindak berdasarkan kepentingan orang lain, seperti memberi pujian atas keberhasilan atau kelebihan orang lain atau memberi bantuan, dan yang lainnya.
Selain itu, memberikan manfaat kepada orang lain adalah termasuk perbuatan baik yang pastinya memancarkan aura energi yang positif. Sehingga, setelah melakukan hal itu akan timbul kebahagian atau kepuasan batin dari dalam diri kita. Apalagi, organ tubuh kita akan merespon perbuatan baik itu dengan meningkatkan hormon bahagia atau hormon oksitosin.
Uniknya, dalam bukunya itu, Adam menunjukkan sebuah penelitian ekstensif yang menunjukkan hubungan memberi terhadap kesuksesan karir di tempat kerja. Orang yang menyisihkan waktunya untuk berbagi dengan orang lain dan ringan tangan membantu rekan-rekannya, mereka lebih sering memperoleh kenaikan gaji dan promosi jabatan.
Pasalnya, dengan membantu orang lain maka dia tidak hanya menjadi solusi untuk masalah orang lain, tapi meningkatkan kemampuannya sebagai problem solver dan juga jam terbangnya. Hal inilah yang menjadi nilai tersendiri bagi seorang sukses. Sehingga, dengan begitu, pemberi yang sukses akan meraih posisi puncak tanpa harus menyikut orang lain. [rif]