Kebebasan berbicara memungkinkan orang berdiskusi tentang keyakinan, pemikiran, dan idenya secara terbuka, namun ada batasan untuk kebebasan ini. Di sisi lain, ujaran kebencian menghasut kerugian atau kekerasan terhadap orang lain dan tidak menghormati batasan.
Selain itu, ada perbedaan lain. Jika kebebasan berbicara mendorong debat dengan menghadirkan dua sisi masalah secara bebas, tapi sopan sedangkan ujaran kebencian mendorong kekerasan dengan sengaja menyinggung pihak lain dan mendukung tindakan diskriminatif.
Ujaran kebencian tidak hanya menyangkal nilai-nilai di masyarakat, tetapi juga merusak prinsip tujuan inti Piagam PBB, seperti martabat manusia, kesetaraan, dan perdamaian.
“Kebencian adalah bahaya bagi semua orang sehingga untuk memeranginya harus menjadi pekerjaan bagi semua orang”. Antonio Gutteres (Sekjen PBB)
Pertumbuhan akses internet tidak diragukan akan mungkin menghasilkan lebih banyak ujaran kebencian online. Kelompok minoritas paling rentan menghadapi konsekuensi ini.
Seluruh elemen masyarakat berperan penting dalam menghentikan penyebaran ujaran kebencian menjadi konflik sosial dan diharapkan dapat mencegahnya sejak awal.
Pada Hari Melawan Ujaran Kebencian Sedunia, mari sepenuhnya menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi sambil melawan ujaran kebencian yang merusak tatanan masyarakat kita. [Luk]