Scroll untuk baca artikel
Katanya VS FaktanyaKesehatan

4 Salah Kaprah Kesehatan, Contohnya Tidur dengan Rambut Basah Sebabkan Pilek

Redaksi
×

4 Salah Kaprah Kesehatan, Contohnya Tidur dengan Rambut Basah Sebabkan Pilek

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Di masyarakat beredar hal-hal yang terkait dengan salah kaprah kesehatan, bahkan terkadang sampai menjadi mitos. Seiring kemajuan teknologi, terlebih teknologi informasi dan kesehatan mampu mengungkap mitos tersebut.

Berikut tiga salah salah kaprah seputar 4 mitos kesehatan yang perlu Anda ketahui:

1. Tidur Dengan Rambut Basah Bisa Menyebabkan Pilek

Bagi beberapa orang, mandi malam hari bisa membuat tidur terasa lebih nyenyak. Namun, para orangtua menyarankan kita agar tak lupa untuk mengeringkan rambut terlebih dahulu sebelum merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Menurut mitos yang beredar tidur dengan rambut bisa membuat kita rentan mengalmi pilek atau flu.

Menurut pakar kesehatan dari Push Health AS, Dr. Chirag Shah, tidak ada bukti ilmiah tidur dengan rambut basah bisa menyebabkan pilek atau flu. “Satu satunya penyebab pilek dan flu adalah infeksi virus bukan karena tidur dengan rambut basah.

Virus penyebab flu atau pilek tersebut memasuki tubuh melalui hidung, mulut, atau mata dan menyebar melalui tetesan di udara ketika orang yang terinfeksi bersin, batuk, atau berbicara. Kita juga bisa terinfeksi dengan virus penyebab flu karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau berinteraksi langsung dengan orang yang terinfeksi.”

Namun demikian, ada baiknya perlu mempertimbangkan kembali untuk tidur dengan rambut basah jika kita rentan terhadap jerawat, karena bantal yang basah berpeluang besar menjadi tempat pertumbuhan bakteri. Ganti sarung bantal secara rutin jika mengkhawatirkan masalah ini.

2. Menempelkan Es Saat Terkena Luka Bakar

Beberapa orang memilih cara praktis atas masalah apa yang mereka rasakan. Salah satunya luka bakar, baik karena terkena panas knalpot kendaraan atau sebab luka panas lainnya seperti terkena minyak goreng panas.

Sensasi panas menyebabkan luka yang bisa jadi beberapa orang tidak tahan. Simpelnya, panas dilawan dengan dingin. Salah satunya ketemu es. Maka jalan pintasnya tidak sedikit orang yang menggunakan cara simpel ini untuk meredakan sensasi rasa terbakar akibat terpapar benda panas yang dialami.

Betulkah demikian? Riset menunjukkan bahwa menempelkan es batu ke luka bakar ringan lebih banyak mendatangkan bahaya daripada manfaat. Hal ini karena suhu yang sangat dingin (seperti suhu es batu) dapat memberikan efek menyerupai radang dingin yang dapat merusak permukaan kulit.

Cara terbaik untuk meredakan area yang mengalami luka bakar adalah membasuhnya dengan air mengalir yang dingin (air keran). Minum obat pereda nyeri, dan oleskan salep antibiotik dan kain kasa yang longgar untuk melindungi area tersebut dari kuman.

Alternatif yang bahan alami disarankan adalah dengan mengoleskan cairan daging lidah buaya secara teratur. Bagi beberapa yang sudah mengalaminya, penggunaan lidah buaya denderung tidak memberikan bekas luka bakar pada kulit.

3. Kupas Kulit Buah Sebelum Makan

Beberapa orang menyarankan agar sebelum memakan buah agar dikupas terlebih dahulu bagian kulitnya. Hal ini bertujuan agar kotoran kotoran yang tidak hilang dari kulit buah bisa tidak ikut dikonsumsi. Kebiasan seperti ini setidaknya berlaku untuk semua jenis buah. Benarkah demikian?

Kebiasaan semacam ini tidaklah sepenuhnya benar. Beberapa buah memang harus dikupas untuk tekstur kulitnya yang keras. Namun bagi buah yang kulitnya lembut atau tipis beberapa tidak perlu untuk mengupasnya. Faktanya, kulit buah dan sayuran seperti kentang, apel, wortel, dan buah jeruk kaya akan zat gizi yang bermanfaat.

Sebuah apel beserta kulitnya, misalnya, mengandung 332 persen lebih banyak vitamin K, 142 persen lebih banyak vitamin A, 115 persen lebih banyak vitamin C, dan 20 persen lebih banyak kalsium dibandingkan apel kupas. Sementara itu, kentang rebus beserta kulitnya mengandung hingga 175 persen lebih banyak vitamin C dibandingkan kentang kupas.