18. Ilmu pengetahuan di waktu kecil itu, bagaikan ukiran di atas batu.
Knowledge in childhood is like carving on a rock.
19. Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
Never return the days that have passed.
20. Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.
Learn during youth and practice in adulthood.
21. Ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon tak berbuah.
Knowledge without the practice is like a tree without fruit.
22. Persatuan adalah pangkal keberhasilan.
Unity is the base of success.
23. Kemuliaan itu adalah dengan adab (budi pekerti), bukan dengan keturunan.
Honor is judged by manners, not by offspring.
24. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya (perkataannya).
The safety of mankind is in the protection of the tongue.
25. Kerusakan budi pekerti itu menular.
Character damage is contagious.
26. Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan.
Don’t insult someone who is inferior to you, because everything has its own strong points.
27. Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan (merencanakan).
Think before aiming (to plan something).
28. Barang siapa menggali lobang (untuk menjebak orang lain), akan terperosoklah ia ke dalamnya.
He who digs a pit for others, falls in himself.
29. Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh.
A smart enemy is better than a stupid friend.
30. Barangsiapa banyak perbuatan baiknya, banyak pula lah temannya.
Whoever has many good deeds, many are his friends.
31. Janganlah mengakhirkan hingga esok hari pekerjaanmu yang kamu dapat mengejakannya pada hari ini.
Never put off your work until tomorrow as you can do today
32. Sebaik-baik manusia itu adalah yang paling baik budi pekertinya dan yang paling bermanfaat bagi manusia.
The best of people are those who have the best manners and those who are most beneficial to people.
33. Apabila akal seseorang telah sempurna, maka sedikitlah bicaranya.
If one’s mind is perfect, then he speaks a little.
34. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.
Whoever seeks a friend who is blameless, he will not have friend.
35. Katakanlah yang benar itu, walaupun ia pahit.
Tell the truth, even though it is bitter.
36. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.
It is not the orphan whose parents have died, but (actually) the orphan is an ‘orphan’ of knowledge and character.
37. Pangkal dosa itu adalah kebohongan.
The root of sin is lie.