Emma menyebut, mereka telah mengajukan pengaduan ke polisi, namun sulit mengidentifikasi akun Snapchat dan penyelidikan dibatalkan. Pada saat itu, Tilly juga sedang sangat tidak sehat sehingga menolak wawancara dengan pihak kepolisian lagi.
Orang-orang mengenal Tilly sebagai anak yang suka menari dan melukis, pendebat yang hebat juga, tetapi intimidasi membuatnya mengalami depresi, kecemasan, dan borderline personality disorder.
Sahabat Tilly, Grace mengungkapkan, siswi remaja itu akan mengirim pesan ketika sangat tertekan.
“Berkali-kali Tilly mengirimi saya pesan dan menelepon karena takut orang lain akan menyakitinya. Dia akan sangat sedih dan menangis karena berpikir akan mati dipukuli. Saya hanya berharap dia tidak lagi kesakitan,” ujar Grace.
Tilly hanya satu dari sekian banyak korban perundungan online yang memutuskan mengakhiri hidupnya. Di luar sana masih banyak korban lain yang mengalami penderitaan sepertinya.
Mari saling mengingatkan satu sama lain untuk berhati-hati menggunakan jari-jemarinya agar tidak menyakiti satu sama lain apalagi sampai membuat korban mengakhiri hidupnya karena jika itu terjadi, pelaku ikut andil dan menjadi pembunuh secara tidak langsung. [rif]