BARISAN.CO – Saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi virus corona varian Delta yang sangat menular. Meski kasus positif sudah memperlihatkan penurunan, pemerintah memperingatkan masyarakat untuk lebih waspada lagi. Sebab, ada kemungkinan munculnya varian virus baru yang lebih berbahaya di masa depan.
“Kita harus waspada, ada kemungkinan dunia akan menghadapi varian lain yang lebih menular. Oleh karena itu, saya memerintahkan untuk testing, tracing bisa ditingkatkan lagi dan respon treatment yang cepat untuk menekan laju penularan dan meningkatkan angka kesembuhan,” ujar Presiden Joko Widodo pada konferensi pers virtual, Minggu (25/7).
Jokowi melanjutkan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan peningkatan testing, tracing dan treatment menjadi pilar penanganan Covid-19 ke depannya. “Memakai masker dan menjaga jarak harus terus dilakukan,” tambahnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan saat menutup konferensi pers. “Bukan tidak mungkin ada varian lagi yang lebih ganas dari Delta. Oleh karena itu, kita tidak perlu buru-buru bersenang hati, tapi kita harus bersiap terhadap apapun yang terjelek,” katanya.
Beberapa waktu lalu peringatan ini juga disampaikan Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Akan ada kemunculan virus varian baru yang lebih berbahaya dan sulit dikendalikan daripada Delta, sehingga seluruh masyarakat dunia harus bersiap-siap.
Sementara itu, pakar penyakit menular, epidemiolog, dan dosen di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan ada kemungkinan Indonesia menghasilkan virus corona varian jenis baru yang juga berbahaya.
“Menurut saya, di Indonesia sudah ada varian asli Indonesia yang tidak ditemukan di dunia. Kita perlu surveillance genome (pemantauan genom virus) yang memadai,” ungkapnya.
Testing dan Tracing Semakin Ditingkatkan
Guna menekan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di sejumlah wilayah Pulau Jawa dan Bali hingga 2 Agustus 2021. Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan testing dan tracing pada wilayah Jawa dan Bali.
“Sesuai intruksi presiden, kegiatan tracing akan masif dilakukan pada 7 wilayah aglomerasi Jawa dan Bali. Kegiatan tracing akan dilakukan oleh TNI, Polri, dan puskesmas –puskesmas wilayah,” tutur Luhut.
Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong isolasi terpusat di tingkat kabupaten hingga kecamatan secara optimal, khususnya pada ibu hamil, orang dengan komorbid, dan orang tua. Dengan cara itu, pemerintah yakin akan mencegah penularan dan risiko kematian.
Menurut Luhut, peningkatan kematian akibat Covid-19 akhir-akhir ini terjadi pada orang-orang dengan komorbid dan orang yang belum melakukan vaksinasi. “Sehingga vaksinasi akan dilakukan masif juga,” tukasnya.