BARISAN.CO – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memberikan klarifikasi perihal tudingan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang menyebut PT TransJakarta tidak menerapkan ketentuan kerja work from home (WFH) saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) serta menuding 20 orang pekerjanya meninggal dunia akibat Covid-19.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Sardjono Jhony Tjitrokusumo menjelaskan, pihaknya selalu berupaya untuk beroperasi mengacu pada setiap kebijakan yang ada. Dia mengatakan, di masa PPKM level 4, Transjakarta tetap melayani masyarakat meski dengan pembatasan tertentu.
Salah satunya ketika penerapan PPKM level 4, karyawan yang bekerja di kantor hanya 25 persen dan 75 persen bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Kemudian untuk mengurangi risiko di tengah naiknya angka penularan virus, Transjakarta kembali membuat kebijakan di mana hanya 10 persen dari karyawannya yang bekerja dari kantor, dan sisanya bekerja dari rumah.
Menanggapi tudingan 20 karyawan meninggal akibat Covid-19, Jhony sangat menyayangkan munculnya angka yang belum dapat dipastikan keabsahannya. Mengingat berdasarkan catatan yang dimiliki oleh perusahaan, tidak menemukan korban meninggal akibat Covid -19 dengan angka yang disebutkan tersebut.
“Saya tidak tau data itu dari mana. Tetapi, kalau dilihat dari data Satgas kami hingga Senin (26/7) pukul 17.00, korban (meninggal akibat Covid-19) di kita (Transjakarta) sejauh ini angkanya 14 orang” ujar Jhony saat konferensi pers secara virtual, Selasa (27/7/2021).
Transjakarta, lanjut Jhony, juga mempunyai Satgas Covid-19 yang mengawasi dan memantau pelaksanaan protokol kesehatan serta membantu para karyawan yang terpapar Covid-19 selama 24 jam.
“Satgas ini stanby 24 jam siap membantu teman-teman, baik itu mencarikan Rumah Sakit ataupun tempat untuk isolasi mandiri (Isoman) jika dirumah karyawan itu tidak memungkinkan untuk isoman)” terangnya.
Jhony mengaku, pihaknya sudah melakukan semua prosedur dengan baik sesuai aturan yang berlaku. Untuk itu, jika ada pihak-pihak yang ingin melakukan inpeksi mendadak (sidak) sangat dipersilahkan.
“Transjakarta selalu membuka pintu selebar-lebarnya agar tidak ada lagi berita-berita keluar yang tidak sesuai dengan fakta, agar tidak ada berita yang menyakiti perjuangan teman-teman yang sudah stanby 24 jam itu” pungkas Jhony.
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memeriksa PT TransJakarta buntut dari kematian 20 pekerjanya. Menurut data yang dimiliki KSPI, Iqbal mengatakan sampai saat ini total kematian pekerja di TransJakarta berjumlah 20 orang. Hal itu imbas dari penerapan kerja yang disebut tidak menggunakan sistem work from home (WFH).
“Pak Anies Gubernur DKI Jakarta periksa PT TransJakarta (TJ) itu beroperasinya 100 persen. Sampai hari ini saya baru mendapatkan laporan tingkat kematian para pekerja buruh, karyawan TransJakarta lebih dari 20 orang hari ini masih ada yang mati,” kata Iqbal dalam konferensi virtual, Senin (26/7/2021).
Iqbal menambahkan berdasarkan data yang ia peroleh langsung dari karyawan TransJakarta, diketahui tibgkat penularan Covid-19 di perusahaan itu sudha lebuh dari 10 persen. Iqbal lantas bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi. Pertanyaan terutama ditujujan kepada Anies serta Kepala Dinas Perhubungan DKI. [rif]